Beberapa waktu yang lalu, saya diberitahu oleh seorang teman bahwa pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO (bener yah?) akan mengesahkan Batik Indonesia sebagai World Culture Heritage. Katanya, ini artinya, dunia sudah mengakui bahwa Batik yang belakangan di-klaim oleh negara tetangga sebagai budayanya adalah budaya Indonesia. Dia juga mengajak saya untuk memakai batik pada hari tersebut.
Setelah diperiksa di kalender, tanggal 2 Oktober jatuh pada hari Jum'at, hari dimana saya mengenakan batik ke tempat kerja sebagai seragam, jadi tanpa himbauan atau tanpa kejadian batik diakui sebagai budaya Indonesia, saya akan tetap mengenakan batik.
Tiba di tanggal yang dimaksud, saya terkejut saat di angkot menuju ke tempat kerja. Bukan terkejut karena melihat semua penumpang memakai batik pagi itu, tapi saya terkejut karena supir angkotnya juga memakai batik. Bukannya mengecilkan seorang supir angkot, tapi bagi saya untuk seorang supir angkot memakai batik saat ia bekerja adalah pemandangan yang tidak pernah saya temui. Hebat juga si supir angkot berusia sekitar 30-an itu sampai tahu tentang hari batik.
Setibanya di kantor, saya masih disuguhi pemandangan orang-orang memakai batik. Bahkan pekerja yang jarang memakai batik hari itu memakai batik. Disini batik, disana batik, dimana-mana batik. Untungnya, sepanjang hari itu saya tidak menemukan orang yang memakai batik dengan motif yang sama dengan saya.
Senangnya bisa ikut berpartisipasi merayakan disahkannya batik sebagai warisan budaya dunia. Sudah sepantasnya kita sebagai warga Indonesia bangga dengan budaya Indonesia. Kalau negara lain saja bisa menyukai budaya kita, kenapa kita harus malu dengan budaya kita.
- Kota batik di Pekalongan, bukan Jogja, bukan Solo....- Slank
3 comments:
luar biasa pak sopir &
salut buat unesco,,
tapi ya itu warga kita nggak komitmen, alias panas-panas tai ayam. coba cek aja hampir semua batik mulai dipatenkan dan didanai pemda setempat, bagaimana dengan yang lain apakah juga akan dipatenkan. trus apa manfaat pematenan ini sudah disosialisasikan ke masyarakat?? yang saya tahu orang baru mengerti bahwa pematenan ini menghindari klaim orang/bangsa lain, selebihnya bagaima heheheheheh
@Don : iya, supir luar biasa :D
@Pututik : Iya ya, sepertinya warga kita lebih senang bergerak kalau sudah ada yang mendorong...
Post a Comment