Mar 12, 2008

Jakarta, 12 Maret 2008

Tadi pagi, waktu sedang dalam perjalanan ke kantor, ada kejadian yang sangat tidak mengenakkan.

Seperti biasa, setiap berangkat kerja saya selalu naik kendaraan umum. Kalau tidak terlambat bangun biasanya naik angkot ke Kampung Melayu, lalu lanjut naik Bus ke Tanah Abang. Kalau terlambat, saya naik ojek.

Pagi ini saya tidak terlambat, jadi saya seperti biasanya naik angkot ke Kampung Melayu dan lanjut naik Bus. Sudah pemandangan biasa kalau di dalam bus yang saya tumpangi banyak pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (dulunya STM) ada di dalam bus. Mereka seringkali meresahkan penumpang lain dalam bus karena kemungkinan mereka tawuran. Saya sendiri tidak begitu perduli dengan kehadiran mereka, toh mereka tidak macam-macam kepada penumpang bus lain. Tapi setelah tadi pagi, saya kesal.

Ceritanya seperti biasa bus penuh sesak dengan pelajar SMK yang dengan lagak sok jagoannya memilih berdiri di pintu daripada berdiri dengan manis di dalam bus, bahkan tadi pagi mereka bisa saja duduk manis karena bus tidak terlalu penuh dengan orang-orang umum. Pagi ini saya memilih duduk di belakang sebelah kiri dekat pintu bagian belakang supaya bisa kena angin dan tidak membuat saya tertidur di dalam bus. BAru beberapa ratus meter selepas Kampung Melayu, terlihat rombongan anak sekolah di tengah jalan. Pikir saya awalnya "ini pasti teman-teman mereka". Tapi kemudian pikiran saya segera berubah setelah melihat pelajar yang tadinya bergerombol di pintu buru-buru masuk ke dalam bus, pikir saya "wah, tawuran nih". Benar saja, saat bus mendekati, rombongan pelajar di jalan mengacung-acungkan tangan dan berteriak ga jelas, sementara yang di dalam ikut meneriaki "Gak ngaruh. gak ngaruh." Saat posisi pintu bus tepat disebelah rombongan pelajar di jalan, mulailah melayang berbagai benda asing ke dalam dan ke luar bus. Yang sempat saya lihat adalah Gesper yang melayang, payung, tongkat kayu, botol, dan batu berterbangan dari kedua arah.

Sedang asik-asiknya melihat pertempuran seru di pintu bus, saya sampai lupa kalau jendela bus di sebelah saya terbuka lebar. Saya kemudia merasakan sakit yang amat sangat di lengan atas saya yang kiri. Sepertinya saya kena timpuk batu karena saat saya menengok, banyak batu berterbangan mengarah ke jendela yang notabene dekat dengan pintu pusat aksi pagi itu. Selagi saya mencari orang yang bertanggung jawab menimpuk lengan saya, sebuah batu besar melesat diatas kepala saya dan mengenai jendela di sebelah kanan bus, yang mengakibatkan jendela itu pecah berantakan. Saya melihat siapa yang melempar, dan sepertinya dia juga yang menimpuk lengan saya karena hanya dia yang saya lihat mengambil batu di jalan, sementara yang lain memegang senjata yang seadanya. Sesaat kemudian bus bergerak menjauh. Sebelum begitu jauh meninggalkan pelajar brutal di jalan tadi, sebuah botol kaca terlempar keluar dan mengenai pelajar yang mencoba mengejar bus sambil mengacung-acungkan kayu. Tak sampai beberapa jauh, pelajar yang di dalam bus dipaksa keluar dari bus oleh polisi. Mereka kemudian diperiksa apakah ada yang membawa senjata tajam. Bus pun melanjutkan perjalanan setelah semua pelajar SMK (yang saya tahu biasanya menyebut nama sekolahnya dengan Boedoet dan KR alias Kramat Raya) diturunkan.

Benar-benar pagi yang brutal dan mengesalkan. Lengan saya masih terasa ngilu sampai sekarang....

------------------------------------------------

Mau dibawa kemana masa depan bangsa kalau sesamanya masih saling bertikai..?