Jun 21, 2009

Hari Nonton Sedunia


Hari Nonton Sedunia

Rabu ini saya tidak masuk kerja karena sampai jam 7 pagi mata saya tidak bisa diajak kerja sama untuk terbuka. Sekalinya mata saya terbuka, ganti kepala saya yang tidak bisa diajak kerja sama, pusiiiiing banget. Sepertinya pengaruh sulit tidur saya datang lagi, pasti ada satu hari dimana tubuh saya berontak dan minta diistirahatkan sepenuhnya. Agak aneh, karena sebenarnya Minggu-nya saya Hibernasi total, tidak kemana-mana, tidak beraktifitas yang menyebabkan saya lelah, hanya beberapa jam didepan komputer warnet pada minggu malamnya. Lalu kenapa ya tubuh saya minta diistirahatkan? Apakah karena yang menyebabkan saya susah tidur selasa malamnya adalah karena terlalu memikirkan sesuatu yang sebenarnya konyol dan tidak saya inginkan? Entahlah, bisa jadi juga, but I don’t know. Yang saya ketahui, hari rabu pagi tubuh saya menolak berangkat kerja.




Setelah mengabari orang kantor tentang ketidak hadiran saya hari itu, saya mencoba untuk tidur. Tapi kemudian saya harus beradu argumen dulu dengan Yanti tentang hal konyol yang saya pikirkan semalaman (I was so stupid, sorry Tea, won’t happen again, I promise) selama beberapa saat. Setelah masalahnya selesai, saya kemudian tertidur. Sekitar jam 11 (sebelas) siang, saya terbangun dengan keadaan kepala saya sudah agak berkurang pusingnya. Karena mata tidak mau kembali terpejam, saya akhirnya melanjutkan film “Ichi” yang sempat terhenti dua malam sebelumnya. Film “Ichi” menceritakan tentang seorang wanita buta yang jago pedang, sedang bekelana mencari guru yang sekaligus ayahnya. Selain itu ada juga seorang samurai yang penampilannya meyakinkan, tapi mencabut pedangnya saja tidak mampu. Keduanya harus berhadapan dengan segerombolan penjahat. Gaya pengambilan gambar film ini sangat seperti film-film serial jagoan bertopeng atau tokusatsu Jepang masa kini, seperti Kamen Rider Blade, Kuuga, dan lainnya. Kemudian karena cerita di bagian awalnya sangat lemah, kemudian para pemerannya juga tidak terlalu mencolok permainannya, membuat film ini agak membosankan awalnya. Tapi di sepertiga bagian akhir, film ini mulai menunjukkan inti cerita yang tidak terlalu ringan. Rahasia mengenai sang jagoan wanita, Ichi, dan rahasia samurai penakut (yang dipanggil sensei – guru) digambarkan dengan baik. Meskipun lagi-lagi saya tetap kecewa dengan pengambilan gambar, film ini pada akhirnya saya beri nilai 2,5/5.



Oh, Yanti sempat menelpon saya di pertengahan film “Ichi” sekedar mengingatkan saya untuk makan (senangnyaaa…hehehe). Selesai menonton “Ichi”, saya melanjutkan menonton film “Hotel for Dogs”. Film ini sangat ditujukan buat penonton remaja, atau keluarga. Menceritakan tentang Kakak-beradik yatim piatu dengan seekor anjingnya yang bernama Friday. Mereka menemukan sebuah gedung bekas hotel. Mereka kemudian menggunakan gedung itu sebagai tempat mereka merawat anjing-anjing terlantar. Dengan kepintaran sang adik dalam membuat alat, mereka bisa memberikan banyak hiburan untuk anjing-anjing yang ditampung disana, anjing-anjing yang mereka anggap keluarga mereka. Sebagai film keluarga, film ini cukup menghibur. Saya sendiri sangat senang menontonnya karena begitu banyak anjing lucu yang ada di dalam film ini. Sebut saja jenis poodle, hound, pug, rough collie, german Sheppard, sampai Doberman ada disini. Untuk film ini saya beri nilai 3/5 karena banyaknya anjing. Kalau tidak ada anjing, 1,5/5 cukup.



Setelah “Hotel for Dogs” saya kembali tidur, kepala saya mulai pusing lagi. Setelah tidur sekitar 2-3 jam, saya terbangun pada jam 5 sore dengan keadaan pusing di kepala saya hilang. Setelah minum air dan menerima telpon dari Yanti, saya kemudian menonton film yang saya beli minggu lalu saat saya menunggu Yanti olah raga, “Silent Hill”. Film ini sebenarnya film yang sudah sangat saya tunggu waktu belum beredar, tapi kemudian saya selalu lupa membelinya (karena tidak pernah melihat film ini dijual di tempat biasa saya membeli) ketika sudah beredar. Ceritanya tentang seorang Ibu bernama Rose yang membawa putri angkatnya, Sharon, ke sebuah tempat bernama Silent Hill, karena putrinya tersebut sering mengalami mimpi mengenai Silent Hill. Keduanya mengalami kecelakaan. Saat tersadar, Rose mendapati bahwa putrinya menghilang. Jadilah Rose mencari Sharon di kota yang penuh dengan kejadian dan mahluk menyeramkan. Filmnya baguuus banget. Gelap, seram, menegangkan, pokoknya semua elemen horror ada deh. Saya suka horror seperti ini, makanya saya kasih nilai 4/5.



Terakhir, setelah menonton “Silent Hill”, saya menonton “Inkheart”, film yang saya beli karena menurut info yang saya dapat, digadang-gadang sebagai film fantasi yang mampu menyaingi The Chronicles of Narnia. Ceritanya tentang Mortimer, seorang Silvertongue, yang jika membaca buku keras-keras maka tokoh atau apapun dalam buku itu akan keluar dari buku dan menjadi nyata. Tapi tidak hanya itu, sesuatu dari dunia nyata juga akan masuk ke dalam buku tersebut sebagai penggantinya. Suatu hari, Mortimer membaca buku berjudul Inkheart dan mengeluarkan beberapa tokoh, tokoh jahat dan baik seperti Carpicorn dan Dustfinger, dan tanpa sengaja memasukkan Istrinya ke dalam buku. Seumur hidupnya Mortimer mencari buku yang langka itu, agar bisa mengeluarkan istrinya dari buku tersebut. Film ini lumayan menarik, tapi penggarapannya agak kurang. Entah ya, saya belum membaca novelnya, tapi apakah mungkin karena di novelnya ceritanya memang kurang greget? Atau memang karena pembuat filmnya? Anyway, apapun alasannya, mungkin perlu dipikirkan lagi menyamakan ini dengan Narnia (terutama Prince of Caspian, jauh bangeet kalahnya Inkheart). Sebagai film fantasi, Inkheart masih belum bisa disandingkan dengan Narnia. Dengan sedikit perbaikan mungkin bisa, tapi mengingat keadaannya yang sekarang, mungkin lebih cocok disandingkan dengan Bridge to Terabithia dan The Seeker (kalau kurang setuju maaf ya, ini cuma pendapat saya lho).

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan lewat jam 9 malam. Kenapa ya waktu berlalu cepat sekali kalau kita melakukan sesuatu yang kita sukai atau saat bersama dengan seseorang yang kita cintai? Apapun alasanya, yang penting rabu ini saya deklarasikan sebagai Hari Menonton Sedunia milik saya di bulan Juni. Bulan depan tanggal berapa ya enaknya? Hehehehehe…

OFFICE


Office

Ada apa dengan dirimu? Kita disini sama-sama dibayar, sama-sama bukan pimpinan, sama-sama bawahan, tapi ada apa denganmu? Begitu hinanyakah menyapa sesama rekan sekerja? Begitu hinanyakah mereka yang setingkat denganmu? Sehingga dirimu hanya mau tersenyum pada mereka yang merupakan orang penting. Sebesar itukah keinginanmu untuk menjilat pada mereka yang punya kuasa? Sepenting itukah bagimu untuk terlihat baik dihadapan pimpinanmu? Sehingga walaupun dirimu terdiam sepanjang hari tidak apalah asalkan pimpinanmu bisa melihatmu melayaninya dengan penuh senyum. Jangan begitu kawan. Kita sama-sama bekerja. Jika kau sangat ingin terlihat baik oleh pimpinanmu bolehlah, tetapi jangan pula kau memandang rendah rekan setingkatmu atau mereka yang dibawah tingkatmu. Karena sesungguhnya jika kau mau membuka matamu, pimpinanmu lebih mengenal dia yang tingkatnya lebih rendah dibanding dikau. Beliau lebih menghargai mereka yang berada dibawahmu. Karena apa kau Tanya? Karena mereka yang dibawahmu bekerja dengan senyuman bagi setiap orang, bekerja dengan semangat dan tulus walaupun bayarannya kecil. Berikan senyummu pada semua orang, maka pimpinanmu akan melihat ketulusanmu dalam bekerja.

----0----

Aku sering melihatmu hai pria bertubuh kurus. Aku sering melihatmu berdiri di dekat mesin ATM. Sering pula dirimu berlama-lama berdiri di dalam ruangan mesin ATM. Entah apa yang kau lakukan dengan mesin itu. Entah apakah dirimu memang mempunyai begitu banyaknya uang sehingga kau takut uang itu menghilang jika kau tidak memeriksanya setiap hari. Entah apakah karena begitu banyaknya uang yang kau kirim atau terima, sehingga kau harus terus memantau perputaran uangmu. Entah karena engkau terkagum oleh teknologi sebuah mesin yang bisa mengeluarkan uang begitu banyak sehingga kau berusaha mengambilnya, atau membuat mesin yang sama kemampuannya untuk dirimu pakai sendiri. Entah apakah karena kau jatuh cinta pada mesin itu, mesin yang bisa membuatmu memiliki banyak uang. Ketahuilah kawanku yang bertubuh kurus, mesin itu diperlukan oleh banyak orang, kau tidak bisa memakainya untuk dirimu sendiri, memuaskan nafsumu untuk berada didalamnya sementara begitu banyak orang yang menanti diluar. Jika kau jatuh cinta pada mesin itu, tunggulah hingga sepi, karena dia masih akan ada disana setiap saat. Jika kau tidak mengerti cara menggunakannya karena kau tidak pernah menggunakannya sebelumnya, keluarlah dan tanyalah, karena pasti ada yang membantu. Tapi tolong, dirimu yang didalam ruang ATM janganlah sampai membatu disana.

---- 0 ----

Pe eR lagihh??

Lagi-lagi Pe-eR dari bu guru Quino. Seneng banget ibu yang satu ini ngasi pe-er hehehehe.....here goes


PR I
What is your current obsession? good life
What is your weirdest obsession? wanting a panda and a koala
What are you wearing today? t-shirt
What’s for dinner today? nasi goreng
Why is today special? ultahnya Charly Permadi? hehehehe
What would you like to learn to do? teknik informatika, japanese, french,
What’s the last thing you bought? rokok
What are you listening to right now? ga ada musik
What is your favorite weather? gerimis di pagi hari
What is your most challenging goal right now? ada deh...
What do you think about the person who tagged you? active blogger
If you could have a house totally paid for, fully furnished anywhere in the world, where would you like it to be? Jakarta, yang deket kantor...ma deket kantor Yanti juga
What would you like to have in your hands right now? her hand
What would you like to get rid off?. nothing
If you could go anywhere in the world for the next hour, where would you go? Yanti's house
Which language do you want to learn? Japanese
What do you look for in a friend? Fun.
Who do you want to meet in person? Avril Lavigne
What’s your favorite type of music?Any...mostly rock
What’s the favorite piece of clothing in your own closet? jacket
Any favorite models? sport jacket
If you had £100 now what would you spend it on?apa ya?
Favorite designer? yang mendesain adidas dan nike
Fashion pet peeve? apa ini ya?
Do you admire anyone’s style? nope
Describe your personal style. simple, messy

PR. II
Punya handphone? iyah
Merk + tipe hape? samsung sgh-j200
Warna/gambar theme yang lagi dipakai sekarang? wallpapernya foto Ariyanti Danurtiyas, theme standar
Wallpaper?Ariyanti Danurtiyas
Warna casing? hitam...tulangnya silver
Aplikasi/folder yang pertama keliatan begitu tekan tombol 'menu'? All folders are shown.
Bahasa yang digunakan di hape? English
Kapasitas baterai saat ini? full
Pakai slot memory? Jenis? micro sd 1 GB
Total kapasitas slot memori? Sisa kapasitas yang belum terpakai saat ini? 1 GB. free 56 MB
Choice: Banyak terisi untuk apa memorinya? mp3
Ada fitur koneksi Bluetooth?ada
Nama Bluetooth kamu saat ini? mumble
Aplikasi yang paling sering kamu gunakan? internet browser, mp3 player
Sisa pulsamu saat ini? 4084 rupiah
Provider seluler yang kamu pake? Indosat (boleh disebut ga?)
Nomer hape? hahahahaha...08567491xxx
Siapa aja yang kamu ingin tag untuk ngerjain PR ini? Liat di akhir postingan ini..

PR III
FOUR NAMES THAT FRIENDS CALL YOU: Ode, Nod, Od, ndut
FOUR MOST IMPORTANT DATES IN YOUR LIFE: 13 juni, 6 desember, 30 juli, 1 januari
FOUR THINGS YOU'VE DONE IN THE LAST 30 MINUTES: facebook and blogwalk
FOUR WAYS TO BE HAPPY: ketawa, senyum, makan, play
FOUR PEOPLE YOU MISS FROM YOUR PAST: sapa yah?
FOUR GIFTS YOU WOULD LIKE TO RECEIVE : liat di facebook lah :P
FOUR OF YOUR FAVORITE HOBBIES (CURRENTLY): soccer, music,movies.
FOUR PLACES YOU WANT TO GO FOR VACATION: inggris, lombok, jepang, usa
FOUR FAVORITE DRINKS: es teh manis, strawberry milkshake, fresh milk, air putih
FOUR THINGS ALWAYS FOUND IN YOUR BAG: henpon, dompet, rokok, handuk
FOUR FAVORITE COLORS: blue, sky blue, light blue, baby blue
TOP FOUR HANGOUTS:
Metropole, Djakarta Teater, Graha Atrium, nav
TOP FOUR YOU LOVE SO MUCH:
Ari, Yanti, Ariyanti, Ariyanti Danurtiyas :D
TOP FOUR ASIAN ACTORS: Takeshi Kaneshiro, Jackie Chan, Jet Lee, Zhiyi Zhang
FOUR "THINGS" SPECIAL TO YOU: eh? apa ya?
FOUR FAVOURITE "UNUSUAL" SONGS: Bjork's songs
FOUR EVENTS YOU WILL NEVER FORGET: malah lupa....
FOUR THINGS YOU OFTEN DID WHEN YOU WERE A KID:
keluar rumah, maen robot2an, maen petak umpet, maen tapak gunung
TOP FOUR REASONS WHY YOU ANSWERED THIS SURVEY:
1. dapet pe er dari bu guru quino
2. iseng
3. ngabisin waktu billing warnet
4. apa lagi yak?

TOP FOUR WHO YOU WANT TO ANSWER THIS SURVEY:


Yanti, Ayu, Andre, Angki

Jun 14, 2009

The Night We Watched Star Trek


Jum'at, 12 Juni 2009, saya dan Yanti kembali menonton sebuah film. Kali ini adalah film yang sangat ingin ditonton oleh Yanti yaitu Star Trek. Saya sendiri dulu mengikuti serial Star Trek : The Next Generation dengan Captain Jean-Luc Picard dan Commander William Riker, lalu tokoh-tokoh lain seperti The Klingon Dorf dan (Tokoh Favorit saya) The Android Data. Sementara untuk versi film, saya belum pernah menontonnya, saya hanya mengetahui tentang tokoh Mr. Spock.

Karena harus mengantar pesanan Bu Wulan, kami baru bisa berangkat menuju bioskop sekitar jam setengah delapan (lagi-lagi hanya kira-kira, saya tidak pakai jam). Dan karena waktu yang sedikit, kami memutuskan menonton di tempat yang dekat yaitu Metropole XXI (Kapok ke MPX, padahal tadinya mau rame-rame kesanah). Setelah membeli tiket, kami memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu. Kami (atau mungkin saya) yang mengira jam pertunjukan adalah jam 21.45, makan hingga jam 21.00. Sebelum beranjak, Yanti memeriksa tiket dan ternyata jam pertunjukannya adalah jam 21.25. Kami meninggalkan rumah makan jam 21.15, dan langsung memasuki ruangan bioskop. Oh, Karena malam itu lumayan penuh, kami akhirnya mendapat kursi yang agak berada di depan (4 baris dari bangku terdepan). Setelah beberapa saat celingak-celinguk mencari orang yang berpotensi mengganggu, kami melihat seorang perempuan bertubuh besar yang duduk 2 baris di depan kami adalah potensi pengganggu. Dia dengan sibuknya memotret dirinya sendiri, berkali-kali, layaknya seseorang yang belum pernah masuk Metropole, baru mendapat handphone berkamera, atau memang hanya seorang yang narsis sejati (HUehehehehehe).

Tak lama kemudian film dimulai. Dua kursi sebelah kami kosong, sang empunya tiket belum memasuki ruangan. Beberapa menit film berjalan, barulah mereka duduk di kursinya. Orang seperti ini termasuk pengganggu bagi saya, entah buat anda. Dan ternyata, mereka tidak hanya orang menyebalkan yang terlambat datang ke dalam ruang bioskop, tapi mencakup seluruh kriteria sebagai pengganggu utama saat menonton. Selain terlambat, mereka juga mengobrol saat film diputar, mengomentari setiap adegan, menerka kejadian berikutnya, dan yang paling menyebalkan adalah keduanya secara bergantian pergi ke toilet (haduuuh....ganggu aja deh, kenapa ga dari sebelum masuk disetor dulu sih??!!).

Filmnya ternyata seru, saya menyebutnya sebagai film komedi berbumbu science fiction dan action. Saya tidak henti-hentinya tertawa (kecuali saat harus mengucapkan ssshhhh dua kali pada dua perempuan dibelakang kami yang berisik). Setelah film selesai, kamipun meninggalkan bioskop sambil terus membahas film yang baru saja kami tonton. Tentang bagaimana kami sama-sama belum pernah menonton yang versi William Shatner, sampai ke sangat miripnya Zachary Quinto dengan pemeran Mr.Spock yang lama.

Oh, sebagai penutup hari yang menyenangkan, Yanti mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada saya. The first one to say it :)- Thank You Yanti.

Jun 11, 2009

Define Happy Please


Define Happy please

Beberapa hari yang lalu, saat sedang menelusuri menu-menu yang ada di facebook, saya menemukan sebuah kuis yang dikirimkan oleh seseorang kepada saya. Pikir saya untuk iseng-iseng, saya ikuti kuis itu. Pertanyaan yang diberikan kebanyakan harus dijawab dengan sebuah rentang umur.

Sebuah pertanyaan kemudian mendapat perhatian dari saya. Pertanyaannya “pada usia keberapakah ulang tahun yang paling membahagiakan?” Saya mengalami kesulitan menjawab pertanyaan ini. Butuh waktu yang agak lebih lama untuk bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan ini.

Kenapa saya bisa kesulitan menjawabnya? Karena setiap ulang tahun saya pasti bahagia, dan setiap tahun memiliki momen yang berbeda. Ada kalanya saya bahagia karena ulang tahun saya dipestakan, ada kalanya saya dapat kado, ada kalanya ulang tahun saya terlupakan, tidak mendapat kado, ada kalanya mendapat banyak ucapan selamat, ada kalanya tidak ada yang mengucapkan sama sekali, ada kalanya saya berkumpul bersama keluarga, ada kalanya bersama teman dan sahabat, ada juga saat dimana saya sendirian saat berulang tahun. Di setiap momen yang berbeda, saya pasti merasakan kebahagiaan. Memang awalnya sedikit kecewa jika hal buruk terjadi di saat ulang tahun saya, tapi di akhir hari itu saya akan bersyukur dan berbahagia.

Kenapa saya selalu bahagia walaupun momennya mungkin bisa membuat sedih orang lain? Saya selalu bahagia dan bersyukur bahwa saya masih diberi kesempatan menambah umur saya satu tahun lagi, masih diberi kesempatan merasakan pahit dan manisnya hidup, masih diberi kesempatan menerima berkat Tuhan, dan masih diberi kesempatan untuk berbuat sesuatu dalam hidup saya dan mungkin bagi hidup orang lain juga. Jadi kalau saya ditanya usia keberapa ulang tahun saya yang paling membahagiakan, saya terpaksa harus menanyakan kepada sang penanya, definisi anda atas kebahagiaan apa? Karena jika ditanya secara umum, maka setiap ulang tahun saya adalah ulang tahun yang paling membahagiakan.

Oh, kembali ke kuis, saya akhirnya memilih jawaban rentang usia 20-29 tahun, rentang usia dimana usia saya termasuk didalamnya.


“You could be so happy…(Happy – Sita)”

So Much For Shouting Boys..


So Much For Shouting Boys…

Pagi tadi, seperti biasa saya menaiki patas di Kampung Melayu. Patas itu di bagian belakangnya sudah dipenuhi oleh siswa SMK yang merokok. Karena menghindari asap rokok mereka, saya memilih tempat duduk yang agak ke tengah.

Tidak lama kemudian naiklah segerombolan anak sekolah dari kedua pintu. Semuanya langsung menghampiri sekelompok anak sekolah yang sedang merokok di bagian belakang. Dari tempat saya duduk saya bisa mendengar suara mereka semua. Tampaknya yang baru naik berasal dari sekolah yang berbeda dengan mereka yang sudah berada di dalam bis sebelumnya. Mereka yang baru naik memalak mereka yang duduk di bangku belakang. Beberapa anak terlihat berlari keluar melalui pintu depan. Saya kemudian menengok ke belakang dan mendapati satu anak yang dikerumuni sekitar 5-6 anak lainnya. Mereka memukuli dan mencoba terus memaksa satu anak itu untuk memberikan uangnya.

Entah kenapa, saya kemudian pindah tempat duduk ke bagian belakang, tepat disebelah anak-anak sekolah itu. Satu anak yang terpojok tadi mencoba melarikan diri, tapi tertahan karena ada yang memegangi tasnya sambil berkata “mati lu kalau lari. Cepetan keluarin duit lu.” Saya kemudian menatap semua anak sekolah yang memalak. Beberapa kemudian turun dan tersisa dua orang. Anak yang sendirian kemudian berkata “gak ada duit gue, periksa aja kalau ga percaya.” Salah satu dari dua anak yang memalak mengangkat tangannya, seperti mau memukul. Saya langsung berpura-pura batuk sambil terus melihat anak yang mau memukul. Anak itu kemudian melihat saya. Dalam hati saya kalau dia sampai mengeluarkan kata “apa lu” pada saya, atau ada gelagatnya yang menantang saya, maka saat itu juga akan ada dua anak sekolah yang terkapar, bahkan lebih kalau teman-temannya membantu. Anak yang mau memukul kemudian menurunkan tangannya, merogoh ke kantung anak yang mau dipukulnya, mengambil uang dari kantong itu (yang sekilas saya lihat adalah uang ribuan rupiah) dan kemudian turun disusul oleh temannya.

Bis belum bergerak sampai beberapa menit kemudian. Anak yang dipalak duduk satu bangku di depan saya, sambil terus celingak-celinguk, mungkin takut jika gerombolan anak sekolah yang tadi memalaknya datang lagi. Karena penasaran, saya terus memperhatikan anak itu, saya mau tahu bersekolah dimana dia. Tidak lama kemudian, saya lihat dia turun di tempat yang sama dengan anak-anak sekolah yang seringkali mengganggu kenyamanan saya di pagi hari dengan tawuran. Anak itu bersekolah di SMK yang sama, yang hampir setiap pagi berteriak-teriak menantang sekolah lain, berlagak seperti jagoan. Tapi ternyata, kalau sudah dalam posisi seperti tadi, sama saja dengan anak sekolah lain yang tidak berlagak jagoan. Kemana perginya sikapnya yang seperti jagoan ya? Saya pikir mereka berlagak seperti jagoan karena memang jago, ternyata cuma menang berteriak, itupun kalau rame-rame.

Lalu anak sekolah mana yang memalak ya??

-Tonk kosonk nyaring bunyinya.. klentang klentonk kosonk banyak bicara..(Tonk Kosonk – Slank)-

Busway


Busway

Sebenarnya ide membuat tulisan ini sudah ada sejak beberapa bulan lalu. Tapi berhubung saya lumayan pelupa untuk seseorang yang semuda saya, jadilah idenya terbengkalai tanpa bisa dikembangkan menjadi tulisan.

Lagi – lagi saya menulis tentang Busway. Sepertinya alat transportasi Jakarta yang satu ini memang memiliki banyak hal menarik yang bisa diceritakan. Kali ini ada beberapa yang ingin saya tuliskan. Pertama, ada seseorang yang berkomentar di televisi swasta “kenapa sih harus dibuat landai dan bukan tangga aja? Kan capek, jadi jauh jalannya.” Bagi saya ini komentar dari orang yang entah tidak berwawasan, tidak perduli sesame, atau hanya asal bicara saja yang penting bisa masuk TV. Saya rasa yang harus diketahui, bahwa bus transjakarta diadakan untuk mengakomodasi kebutuhan transportasi bagi banyak orang. Diusahakan hampir seluruh warga Jakarta akan bisa menaikinya. Mengingat bahwa tidak seluruhnya warga Jakarta memiliki tubuh yang sempurna, masih banyak yang cacat, maka didesainlah jembatan halte yang bisa mengakomodasi penderita cacat (lumpuh). Caranya ya dengan mengubah akses ke jembatan yang berbentuk tangga menjadi sebuah jalan menanjak yang landai, sehingga mereka yang berkusi roda bisa dengan mudah naik ke atas jembatannya. Bisa membayangkan kan betapa repotnya dia jika bentuknya masih tangga? Selain itu di beberapa halte di jalan utama juga menyediakan lift bagi orang cacat, terutama bagi halte yang memang tidak bisa didesain bentuk landai dan harus berbentuk tangga. Jadi kalau anda merasa capek harus berjalan jauh setiap akan menuju halte busway, mungkin anda harus merasakan hidup lumpuh dan mencoba menaiki TANGGA jembatan penyeberangan. Nanti kalau anda sudah merasakannya, baru boleh anda mengatakan berjalan menuju halte busway itu melelahkan. Have some empathy for others dear.

Kedua, saya beberapa kali melihat bus transjakarta berhenti di tengah jalan. Bus itu mogok. Beberapa yang saya lihat sudah ditemani mobil servis, beberapa belum yang mungkin karena baru saja mogok. Bus yang mogok, paling banyak yang saya lihat adalah bus gandeng. Saya heran, maintenance yang dilakukan seperti apa sih? Bus gandeng itu kan belum ada 5 tahun dipakai oleh armada transjakarta, kenapa sudah banyak yang mogok? Atau mungkinkah bus yang digunakan memang bus yang tidak qualified? Atau merupakan bus rekondisi (bekas tapi didandani sehingga terlihat baru)? Masalah ini mungkin hanya pihak pengelola yang bisa menjawab. Tapi jujur saja, buat saya sebuah kendaraan yang belum berumur 5 tahun tapi sudah mogok, berarti ada yang salah dengan pemeliharaan dan penggunaannya.

Ketiga, tentang mereka yang menggunakan bus transjakarta. Saya tidak mengerti, mungkin memang sifat manusia Indonesia-kah kebiasaan tidak bisa mengantri dengan benar? Sudah kebiasaan manusia Indonesia-kah untuk selalu terburu-buru, sehingga kemudian tidak mengindahkan aturan mengantri? Rusak Negara ini kalau manusianya terus-terusan seperti itu. Saya sering melihat orang mengantri tidak pada tempatnya, mereka berusaha menyelipkan diri dari samping. Pintu halte yang normalnya muat untuk antrian 4 baris, dirusak oleh mereka yang membuat baris baru disisi, yang mana kalau mereka berjalan lurus akan menabrak dinding halte. Lucunya, disaat saya pikir hanya orang berpendidikan rendah saja yang bersikap seperti itu, saya pernah melihat seseorang yang mengenakan seragam Tentara Nasional Indonesia yang terhormat, melakukan hal yang sama, mengantri dengan tidak benar. Dia kan harusnya memberi contoh, memberi teladan bagi masyarakat sipil, bukan malah menjadi lebih parah daripada masyarakat sipil.

Well, masih banyak yang perlu diperbaiki 

Grande for Nothing


Jumat ini, saya dan Yanti berencana menonton film terbaru Ben Stiller, Night at the Museum 2: Battle of the Smithsonian di sebuah bioskop di daerah Jakarta Selatan. Sebelum kesana, kami mampir ke Subtitle untuk mengembalikan film dan menyewa 3 film lainnya. Dari Subtitle kami langsung menuju bioskop dengan kemungkinan masih sempat menonton di jam pertunjukan jam 8 kurang. Kami tiba sekitar jam setengah delapan (ga tau tepatnya, cuma kira-kira aja, saya ga pakai jam dan ga melihat jam di handphone juga). Setelah menunggu lift yang menurut saya berjalan lamban (mungkin dari jaman batu, lebih lamban daripada lift tua di kantor) kami pun sampai di bioskop.

Saat hendak membeli tiket, kami kelewat jam pertunjukan selama 15 menit. Sempat ditawarkan untuk membeli tiket jam tersebut, tapi sudah pasti saya menolak (doh, apa enaknya nonton tidak dari awal?). Ketika kami (Yanti sih yang ngomong) mengatakan hendak membeli tiket untuk pertunjukan jam 10, penjaga loket mengatakan "2 orang ga bisa, minimal 4 orang." Dalam hati saya berkata "What the F$%K!!" Maksudnya apa? Saat itu juga saya tidak bisa menerima pelayanan yang seperti ini. Saya sampai menanyakan kembali apa ada aturan seperti itu? Jawab penjaga loket "Yang diatas mintanya minimal 4 orang mas." Yang dimaksud yang diatas itu siapa? Tuhan? Tuhan yang meminta kami untuk membeli minimal 4 tiket? Jawaban yang konyol, karena saya tidak pernah menemui ada bioskop yang membatalkan jam pertunjukan hanya karena penontonnya 2 orang. Saya pernah menjadi orang pertama membeli tiket untuk film yang kurang populer, di bioskop yang lumayan sepi, tapi tidak ada perlakuan seperti ini, penjaga tiketnya saat itu dengan senang hati menerima saya membeli 1 (SATU) tiket.

Kesal, kami memutuskan untuk mengisi perut dulu sambil nanti kembali mencoba membeli setelah agak malam. Sekembalinya dari makan, aula bioskop lebih sepi daripada saat pertama kami tiba. Tebak apa kata penjaga loket saat kami menanyakan apakah kami boleh beli tiket untuk 2 orang? "Minimal 6 (ENAM) orang, ga bisa 2." Keterlaluan!! Tadi bilangnya minimal 4, sekarang 6, maunya apa sih bioskop ini?? Saya kelewat kesal dan langsung beranjak meninggalkan tempat itu sambil terus mengeluarkan kata-kata favorit saya seperti F*&K IT! F&%K THEM!

Saat menunggu lift yang super lamban, dari arah belakang seorang petugas security memanggil kami. Dia mengatakan sudah boleh membeli 2 tiket. Dari kejauhan saya melihat ada 2 orang di loket saat itu, pikir saya mungkin karena 2 orang itu kuotanya sudah terpenuhi. Akhirnya kami membeli tiket dan menonton.

Filmnya cukup menghibur, masih lebih baik yang pertama ketimbang yang kedua ini, tapi tetap lucu. Dan coba tebak berapa orang yang menonton? 5 (LIMA) orang!! Awalnya kami kesana karena rekomendasinya mengatakan tempatnya nyaman dan sepi. Dengan sepinya bioskop, maka kemungkinan bertemu orang norak yang berisik di bioskop semakin kecil, makanya kami kesana, sekalian cari suasana baru. Tapi kalau pelayanannya seperti itu, kalau sistem yang diterapkan seperti itu, maminta kuota, maka sebaiknya siapapun harus berpikir ulang menonton disana. Soalnya, tempatnya benar-benar sepi!

So much for GRANDE

Kebebasan Terancam


Kebebasan Terancam

Belakangan, berita di TV banyak membahas tentang bagaimana seseorang dituntut mencemarkan nama baik karena surat elektroniknya. Perbuatannya melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (apa ini ya? Saya buta sama sekali nih). Katanya surat elektroniknya adalah kebohongan dan menjelek-jelekkan sebuah perusahaan. Hukumannya sampai 6 tahun penjara (wakks!).

Setelah membaca surat elektroniknya, saya memang merasa kesal dengan perusahaan tersebut yang seolah-olah mempermainkan nyawa seseorang, memberikan pelayanan yang kurang baik, tidak professional, cenderung ada unsur pembohongan dan pembodohan kepada pelanggan. Kalau isi surat elektronik itu bohong maka sudah sepantasnya penulis surat tersebut dihukum. Tapi bagaimana jika isi surat itu benar? Lalu bagaimana jika sang penulis surat dihukum berdasarkan UU ITE padahal isi surat elektroniknya adalah fakta, isi suratnya 100% benar?

Saya sendiri lumayan banyak menulis tentang kejelekan pihak lain. Saya menulis itu karena saya merasa saya ada di posisi yang benar. Ambil contoh post saya tentang dua orang yang terus-terusan berbicara dalam gedung bioskop. Saya menjelek-jelekkan dua orang tersebut karena saya merasa saya benar. Sebelum setiap film dimulai di gedung bioskop, semua penonton bisa melihat peraturan menonton yang baik. Dimulai dari duduk dengan baik (tidak mengangkat kaki dan menyandarkannya ke bangku di depannya), larangan menyalakan handphone, dan larangan tidak berbicara (kalau tidak percaya, pergilah ke bioskop, masuk lebih awal dan cermati layar bioskop baik-baik, semua ada kok). Lalu apakah saya bisa dihukum karena menjelek-jelekkan orang lain, padahal sudah jelas orang lain itu yang salah? Apakah saya akan terkena UU ITE? Kalau iya, Undang-Undang macam apa itu? Membatasi kebebasan orang untuk mengemukakan pendapat, lebih parah dari rezim yang sudah lewat dimana setiap orang harus berhati-hati berbicara mengenai pihak-pihak tertentu.

Luar biasa bisu masyarakat kita nantinya…….

-You’re Free to do what you want to… (Free – Stryper)-

Pelayanan Pelanggan


Pelayanan Pelanggan

Pernahkah anda mendapatkan pelayanan yang tidak berkenan di hati anda dari sebuah instansi yang seharusnya melayani anda dengan baik? Misalnya, pernahkah anda mendapat pelayanan tidak memuaskan dari sebuah restoran, pusat perbelanjaan, bank, puskesmas, rumah sakit, perusahaan asuransi, dan lain sebagainya? Pelayanan yang tidak memuaskan juga banyak jenisnya, tergantung dari pribadi masing-masing. Ada yang sudah cukup puas dengan pelayanan standar, cukup puas walaupun ada kekurangan-kekurangan kecil yang tidak terlalu berpengaruh, tetapi ada juga yang mengharapkan pelayanan optimal, pelayanan yang lebih dari standar dan tanpa cela. Kemudian jika dilanjutkan, seperti apakah definisi pelayanan yang “standar” itu? Buat saya pribadi, pelayanan yang standar adalah pelayanan yang ramah dan sesuai aturan. Jika yang melayani saya ramah dan sesuai aturan (misalnya tidak mempersulit sesuatu yang sebenarnya tidak sulit) maka saya sudah sangat puas. Kejujuran dari instansi tersebut juga penting, tidak ada keinginan mencurangi atau menipu pelanggan adalah sesuatu yang bisa membuat kita nyaman.

Karena pentingnya kepuasan pelanggan, maka banyak (bahkan hampir semua) perusahaan memiliki apa yang disebut pelayanan pelanggan (atau banyak istilah lain seperti customer service, customer relation, customer care, dan sebagainya). Mereka yang bekerja pada sektor itu biasanya akan sering sekali berhubungan dengan pelanggan, mereka pula yang nantinya akan merumuskan cara-cara baku dari perusahaan untuk menghadapi pelanggan dan mendapatkan kepuasan dari pelanggan. Jika ada keluhan atau pertanyaan dari pelanggan, maka mereka-mereka ini yang akan bergerak paling depan untuk menanggapi.

Lalu bagaimana jika pelanggan masih tidak merasa puas bahkan setelah berurusan panjang dengan bagian pelayanan pelanggan? Bagaimana jika pelayanan yang diberikan sangat buruk bahkan hingga ke bagian pelayanan pelanggan? Kepada siapa kita berkeluh kesah? Kepada siapa kita bisa melapor sehingga kita bisa mendapatkan pelayanan yang berhak kita dapatkan? Kalau tidak salah ada Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Laporan keburukan dari suatu produk bisa kita adukan kesana. Lalu bagaimana dengan keburukan pelayanan publik macam Bank, puskesmas, rumah sakit, dan sebagainya. Mereka tidak menjual produk, tapi jasa. Apakah YLKI bisa menerima laporan keluhan kita? Kata teman baik saya BISA (tapi saya tidak tahu juga, maaf kalau salah ya). Mengingat sebuah perusahaan jasa menjual jasanya, maka bentuk pelayanan yang tidak baik dari perusahaan jasa bisa dianggap produk cacat dan bisa diadukan (menurut saya lho, maaf kalau salah).

Lalu (banyak sekali pakai lalu hari ini saya) kalau anda mendapatkan pelayanan yang sangat tidak memuaskan, apakah yang akan anda lakukan? Memendam di dalam hati? Melaporkan ke pihak terkait (misalnya YLKI, atau ke kepolisian jika memang sudah merugikan dan melanggar hukum)? Atau anda lebih memilih curhat melalui bermacam media seperti internet, Koran, radio dan televisi? Apapun yang anda lakukan, jika anda merasa benar, lakukanlah. Tapi jika anda hanya ingin mencari sensasi dan keuntungan padahal anda salah, lebih baik anda memendam ketidak puasan anda dalam hati. Kenapa demikian? Karena jika anda benar, maka berjuang demi kebenaran adalah sesuatu yang sangat jarang ditemukan di Negara ini, hampir semua bagian penuh dengan ke-tidak benar-an. Jika anda salah, sebaiknya jangan memenuhi Negara ini dengan sensasi yang penuh kebohongan seperti yang banyak terlihat di televisi. Tidak banyak untung yang diperoleh, dan malah jika bangkainya terungkap nama anda sendiri yang akan hancur.

Sudah hak kita untuk mendapatkan pelayanan yang baik. Sudah hak kita pula untuk mengeluarkan pendapat. Akan sangat tragis jika seseorang yang sudah mendapatkan pelayanan yang tidak memuaskan bagi dirinya untuk kemudian harus berurusan dengan pihak berwajib hanya karena menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Sangat menyedihkan saat seseorang kehilangan dua haknya, hak mendapat pelayanan yang baik dan hak untuk bebas mengeluarkan pendapat. Dimana bedanya menyampaikan sesuatu yang mengganjal di hati lewat surat kabar, TV, radio dan internet selain media penyampaiannya? Surat elektronik (e-mail) yang berisi keluhan bukankah sama saja dengan surat suara pembaca pada surat kabar? Suara pendengar di radio bukankah sama saja dengan seseorang yang diwawancara oleh TV? Saya sering melihat suara pembaca surat kabar yang mengeluhkan pelayanan yang diberikan kepadanya, bahkan kadang dengan kata-kata yang sangat menunjukkan emosi berlebih. Hari ini saya membaca surat pembaca dari seseorang yang mengeluhkan pelayanan yang diperolehnya dari sebuah tempat pelayanan kesehatan publik, sementara di halaman depan surat kabar yang sama menyajikan berita tentang seseorang yang dituntut hanya karena menyampaikan keluhannya mengenai pelayanan yang dia dapatkan melalui surat elektronik. Apakah yang mengirim surat pembaca hari ini akan menerima tuntutan pula, meskipun jika memang apa yang dikatakan oleh dia sepenuhnya benar? Jika iya, maka sekali lagi, hak manusia untuk mengeluarkan pendapat kembali tidak dihargai.

Begitu banyak orang yang mengirim surat pada banyak surat kabar di Negara ini yang isinya mengeluhkan pelayanan yang didapatnya. Mereka hanya memakai hak mereka berpendapat. Tanggapan dari yang dikeluhkan selama ini juga biasanya positif. Instansi yang dikeluhkan biasanya merasa tidak bersalah (walau ada juga yang berbesar hati mengakui kesalahannya) namun tetap mengambil segala cara yang baik agar tercapai win-win solution. Mereka akan melakukan pendekatan pada pelanggan yang mengeluh dan berusaha merubah keluhan tersebut menjadi kepuasan dengan memberi pelayanan yang sesuai dengan yang diminta pelanggan. Apa salahnya memenuhi permintaan pelanggan jika sesuatu yang diminta masih masuk dalam pelayanan? Jika memang terbukti ada kesalahan pelayanan, maka instansi bisa meminta maaf, dan percayalah bahwa warga Indonesia adalah manusia yang pemaaf. Sebesar apapun kesalahannya, jika kemudian pelayanan keluhannya baik, pasti akan dimaafkan dan nama instansi tidak akan jelek di masyarakat. Menurut saya inilah cara penanganan keluhan yang paling tepat, karena menunjukkan kebesaran hati dan kedewasaan suatu perusahaan.

Oleh karena itu, ada baiknya jika pihak yang berhubungan dengan pelayanan publik tetap memberikan pelayanan yang terbaik, termasuk dalam hal pelayanan menanggapi keluhan pelanggan.


-It's your God-forsaken right to be loved…..(Jason Mraz – I’m Yours)-

Pagi Gelap


Pagi ini gelap sekali
Bukan karena banyaknya awan
Bukan karena listrik yang padam
Tapi karena kurangnya sinar mentari

Mentari yang menyinari hatiku
Mentari yang mewarnai hariku
Mentari yang selalu ada di benakku
Mentari yang lengkapi hidupku

Mentariku sedang terbaring lemah
Menghimpun tenaga tuk tetap bersinar
Menyinari hatiku yang mulai gundah
Karena sinarnya terasa pudar

Cepatlah sembuh mentari jiwa
Aku merindukan cerah senyuman
Aku merindukan riang tawa
Aku merindukan hangat pelukan

Bila tiba saatnya nanti
Kan kurawat sepenuh hati
Takkan kubiarkan gelapnya malam
Membuat sinarmu menjadi padam

The Light


THE LIGHT


I’ve been in the dark for a while
Too many detours on my trail
The old light I use to see
Got even more and more tiny

Then somehow I see a light
It’s new and it’s so bright
So I begin to follow the light
And let it lead my heart

It gives me power to keep me smiling
It gives me power to stay living
The light that gives me the thrill
After so many times I have been ill

The light belongs to someone else
Made me think things that doesn’t make sense
I would’ve steal it for my good use
But I wouldn’t do such an abuse

The love that I feel is killing me
I really want us forever be
Having you now is not possible
So I will wait until you and I are able


-I Love You-

I Adore You


Pertama lihat lirik ini dari Mba' Raya. Waktu itu belum tau lagunya kaya apa. Dari Mba' Raya juga akhirnya bisa denger lagu ini...enak...dan yang pasti liriknya bagus eeuuyy :)-

I'm maybe not romantic
I'm maybe not poetic
sometimes I'm not that fluent
to find those magic words
I wish that I could show you my emotion
how can I give a notion
to use all my attention
to say how deeply I adore you
I hope you do forgive me
on moments when I'm clumpsy
the truth is some uncertain
when we're about to make love
how my jokes they cover my confusion
though it's not my intention
to tease you with this nonsense
you should know
how deeply I adore you
don't reject me
you could hurt me
although I seem so silly
but it'll hurt me
I'm maybe different
as you've discovered
but I'm getting warm inside
whenever you are near me
I'm no longer lonely
don't ever leave me
cause I can't stand
the coldless when you are gone


-I Adore You (Daniel Sahuleka)-

Jun 1, 2009

SSsssSSShhhHHHhhhh......


SSsssSSShhhHHHhhhh……..

Sabtu kemarin, saya dan “Best Movies Partner” saya menonton Terminator: Salvation. Berhubung bosan dengan biskop yang paling sering kami kunjungi (bioskop yang dekat kantor kami) maka kami memutuskan (sebenarnya saya membiarkan dia yang memutuskan huehehehehe) untuk menonton di Djakarta Theatre XXI. Alasan lainnya adalah bahwa hari itu kedua studio Djakarta Theatre menayangkan Terminator: Salvation.

Tiba pukul 7 malam, kami membeli tiket untuk jam 21.50 karena jam pertunjukan lain yang dekat waktunya (19.30 dan 20.00) sudah hampir terisi penuh tempat duduknya. Karena harus menunggu lama, kami memutuskan makan malam dahulu. Dan karena masih belum waktunya juga, kami memutuskan membeli snack dan minuman untuk didalam bioskop, dan kemudian menunggu sambil ngopi dan nyoklat (hazelnut coffee dan ice chocolate, mudeng opo ora?). sempat juga saya mencoba memakan coklat yang akhirnya membuat saya mual dan ingin (maaf) muntah. Untungnya tidak sampai (maaf) muntah hehehehehe….

Setelah quick toilet time, kami akhirnya memasuki ruangan bioskop. Layarnya sudah memutar trailer pertama. Kami memilih deretan favorit yaitu deret paling atas, hanya saja kali ini kami tidak di tengah, tapi 2 bangku dari bangku paling kanan. 2 bangku paling kanan sudah terisi oleh laki-laki dan perempuan yang tampaknya usianya lebih tua dari kami (kalau lebih muda berarti mukanya boros banget, sumpah!). Dari gelagat awal yang saya lihat, saya sepertinya akan kesal dengan perempuan itu, karena sepanjang trailer terus berkutat dengan handphone. Tapi saat film akan dimulai, dia mematikan handphone-nya, dan saya sedikit tenang.

Beberapa saat setelah film dimulai, 4 bangku sebelah kiri kami yang tadinya kosong akhirnya diisi oleh sang pemilik karcis (doh, penonton yang telat begini nih yang bikin kesal, harus disenterin jalannya dan akhirnya bikin silau, sering menghalangi layar pula). Beberapa saat kemudian, mereka memancing kekesalan lainnya dengan tetap memainkan handphone dan mengobrol. Karena kesal, saya mengeluarkan suara “SSSHHHHH…..” tanda agar diam dan mereka terdiam, meskipun yang perempuan tetap berkali-kali memainkan handphone-nya (kalau penting banget sms-annya, keluar dulu deh, jangan bikin silau yang lain…buat yang sibuk fesbukan lewat bebehnya juga, nanti-nanti saja kenapa sih…ngeseliiiiiinnnnn). Tidak lama, pasangan disebelah kanan saya juga mengobrol, bahkan lebih keras daripada rombongan 4 orang yang sebelumnya berisik. Saya kembali mau mengeluarkan suara “SSSHHHHH..” pada mereka, tapi partner menonton saya mencegah dan mencoba menenangkan saya. Mereka akhirnya tetap mengobrol layaknya orang norak yang baru pertama kali menonton di bioskop, sepertinya mereka mendapat gelar Doktor dalam hal menonton layar tancap, tapi mereka tidak lulus TK menonton di bioskop (iya, kalian yang duduk di bangku A1 dan A2 Djakarta Theatre 1 hari Sabtu 30 Mei 2009 jam pertunjukan 21.50 WIB). Karena terus-terusan dicegah, saya tidak bisa melampiaskan kekesalan saya yang sudah sampai di kepala. Akhirnya saya memutuskan untuk meledek mereka dengan menyumpal kuping kanan saya, dengan harapan mereka cukup berpendidikan dan mengerti maksud saya, yang adalah mereka terlalu berisik. Tapi dasar memang norak dan tidak berpendidikan, mereka tetap mengobrol seolah-olah bioskop itu milik mereka sendiri. Terus seperti itu sampai akhir film. Selesai film, saya terus melihat ke arah laki-laki norak itu, dengan harapan dia melihat saya juga dan memulai gara-gara (uugghhh…beneran mau nonjok tu orang waktu itu…kesaaaaaaaaaalllll). Tapi dia selamat karena dia tidak sekalipun melihat ke arah saya. Setelah setengah kosong, kamipun beranjak keluar dan memutuskan langsung pulang.

Untungnya, mood buruk saya segera hilang sekeluarnya kami dari bioskop. Bahkan saya jadi super senang setibanya di rumah. Kenapa? Kasih tahu tidak yaa…? Hmmmmm….. Ogah :-P

Good Movie + Good Company = Amazing Time
Thank you so much…It’s been another amazing time 

Terminator: Salvation


Terminator: Salvation

Anda tentu mengenal film Terminator dan Terminator 2: Judgement Day yang dibintangi oleh Gubernur California, Arnold Schwarzenegger? Rasanya hampir semua orang pernah menonton salah satu dari film diatas dan hampir semua orang pula mengenal sang pemeran utama. Terminator: Salvation merupakan edisi ke-4 (empat) dari cerita tentang pertempuran manusia dan mesin di masa depan. Saya sendiri entah kenapa melewatkan edisi ke-3 dari film ini, padahal saya menyukai dua edisi sebelumnya.

Ceritanya masih berkisar pada sosok “Penyelamat umat manusia di masa depan” yaitu John Connor. Bedanya, kali ini John Connor sudah dewasa dan merupakan sosok panutan pergerakan pemberontakan melawan mesin. Setiap anggota pemberontakan mengenal sosok John Connor dan menganggapnya sebagai pemimpin tidak resmi. Selain itu ada tokoh Kyle Reese (saya lupa dengan nama ini awalnya, padahal harusnya saya ingat, tapi kemudian saya diingatkan di dalam film siapa dia sebenarnya) dan Marcus (nah kalau yang ini saya lupa nama belakangnya siapa, beneran lupa :P). Film ini menitik beratkan kisahnya pada ketiga sosok ini dan tentu saja berbagai jenis pasukan mesin yang menjadi lawan mereka seperti T-600, T-800, dan Motominator.

Lalu apakah umat manusia mampu memenangkan pertempuran melawan mesin dibawah komando John Connor? Saya tidak akan membocorkan ceritanya, karena film ini lumayan bagus, cukup menghibur terutama bagi mereka yang menyenangi film yang penuh aksi. Jadi, silahkan menontonnya sendiri.

Not This Year Lads...


Not This Year Lads

Tadinya, saya berencana untuk cepat pulang kerja dan tidur lebih awal (sangat awal, sebisa mungkin sebelum jam 9) agar saya bisa tetap segar saat dan setelah menonton pertandingan final Liga Champions Eropa antara Barcelona melawan Manchester United. Tapi, saat pagi hari di hari H, saya menjadi sangat malas untuk menonton pertandingan tersebut. Saya menjadi malas kalau harus pulang cepat dan tidur lebih awal. Biasanya ini tanda-tanda Manchester United akan kalah, kalau saya kemudian menjadi malas menonton Manchester United tanpa alasan jelas dan kuat.
Saya kemudian memutuskan mengikuti permintaan seseorang untuk menonton film Angels and Demons sepulang kantor. Dia lupa dengan rencana saya tidur lebih awal hari itu, lupa ada pertandingan final Liga Champions dini harinya. Tapi saya justru sangat senang dia lupa hal itu, karena kalau dia ingat, sudah tentu dia tidak akan mengeluarkan ide menonton film hari itu dan membuat saya bosan di rumah saja (Thanks).
Maka, hari itu, saya tidak jadi pulang cepat dan tidur lebih awal, melainkan menghabiskan malam dengan seseorang. Perasaan cemas dan takut Manchester United kalah, lenyap begitu saja, tergantikan perasaan bahagia menghabiskan waktu dengannya.
Filmnya bagus, bahkan sedikit lebih baik dibanding film yang diadaptasi dari novel Dan Brown sebelumnya, Da Vinci Code. Beberapa hal yang sedikit menyebalkan adalah masih adanya orang bodoh dan norak yang hadir di dalam ruangan teater (tidak mematikan atau men-silent handphone), beberapa yang mengobrol dengan suara yang cukup keras, beberapa yang duduk dalam posisi yang menghalangi pandangan mata, transisi antar roll film yang kurang mulus dan pasangan sesama jenis yang duduk disebelah saya yang sekaligus merupakan Spoiler. Sepanjang film, kedua orang tersebut berulang kali mengeluarkan kata-kata yang menunjukkan kejadian berikutnya dalam film, mengungkap siapa tokoh antagonis sebenarnya, pokoknya benar-benar menyebalkan (ternyata begini ya rasanya kalau di spoil…maaf ya Ri kalau sering spoiling).
Pulangnya, saya sempat mampir ke tempat saya biasa nongkrong, karena ada rencana nonton bareng dan saya diajak ikutan. Tepat tengah malam saya pulang ke rumah. Setibanya di rumah saya mengganti baju, mencuci muka dan kaki, mencoba kembali menelpon seseorang, menemukan donat kampung dan kemudian memakannya, meminum air 2 botol dan mengobrol di telpon dengan seseorang sampai sekitar jam 00.30 WIB. Jam 01.30 saya bangun kembali, menyalakan televisi, dan menunggu dimulainya pertandingan sambil tetap tiduran di tempat tidur. Entah kenapa saya merasa harus tetap member dukungan pada Manchester United.
Menit ke-10, Barcelona mencetak gol melalui Samuel Eto’o. Pertandingan berjalan berat sebelah, Barcelona terus mengurung Manchester United. Saat istirahat, saya sempat memindahkan channel ke stasiun TV lain, mencari-cari yang agak lebih menarik ketimbang mendengarkan orang-orang sok jago yang mencoba mengatakan kesalahan Manchester United dan bagaimana caranya Manchester United bisa keluar dari tekanan (seolah-olah seorang Sir Alex Ferguson tidak ada apa-apanya dibanding mereka). Setelah babak kedua dimulai, saya kembali menonton. Menit ke-70, Barcelona kembali mencetak gol melalui sundulan Lionel Andres “Messias” Messi. Manchester United tetap tidak bisa membalikkan keadaan, hingga akhirnya wasit meniup peluit panjang. Barcelona menjadi juara Liga Champions Eropa tahun ini, mengalahkan sang juara bertahan.
Selesai menonton, saya mengucapkan selamat kepada teman-teman saya yang saya tahu merupakan fans Barcelona (buat yang dukung barca karena tidak mau MU menang, kelaut aja, tim anda bukan yang mengalahkan MU. Apalagi kalau anda penggemar klub Italia, tidak usah bicara banyak dan berkomentar, dua tahun belakangan saya tidak mendengar ada gaung kehebatan dari klub Italia huahahahahaha). Mungkin untuk pertama kalinya saya bisa tersenyum setelah Manchester United kalah. Semua karena malam sebelumnya yang menyenangkan, dan juga karena saya mengakui bahwa pagi itu Barcelona bermain lebih hebat, mereka pantas menjadi juara eropa.
Salut buat el Barca. Untuk Red Devils, selalu ada tahun berikutnya, dan berikutnya, dan seterusnya. Saya akan tetap menjadi pendukung setiamu sampai mati.

Glory! Glory! Man United!

Tea


Tea can make me strong
Tea can make me calm
Tea is like a song
That always keeps me warm
Tea helps me to relax
When things are going wrong

Tea is sweet
And Tea has a wonderful scent
No matter how hard life gets
With Tea my life is perfect

Oh how I am in Love with Tea

Patience


Patience

Patience, bahasa Inggris untuk kesabaran, sesuatu yang pasti dimiliki setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Ada yang tingkat kesabarannya tinggi, ada pula yang tingkat kesabarannya rendah. Yang manakah anda? Anda sendiri yang bisa menilai tingkat kesabaran anda, dan juga beberapa orang yang mengenal anda dengan baik.

Pernahkah anda mengantri selama berjam-jam tanpa harus kesal, marah, atau apapun yang mengikuti emosi negatif anda? Atau pernahkah anda saat sedang mengantri anda melihat orang lain yang tidak mematuhi aturan mengantri yang baik dan benar? Apakah anda marah? Kesal? Atau anda hanya diam saja tanpa perubahan emosi sama sekali dan tetap mengantri dengan baik?

Saya pribadi bukan orang yang memiliki kesabaran tinggi jika sedang mengantri. Jika waktu mengantri saya rasakan sudah diluar batas normal (alias berjalan lamban), saya biasanya kehilangan kesabaran dan mulai gelisah mencari tahu apa penyebab lambannya antrian bergerak. Jika sudah menemukan kesalahan antrian tersebut, saya biasanya menggerutu, memarah-marahi pihak yang bersangkutan, bahkan mungkin akan meninggalkan antrian dan tidak pernah mengantri di tempat yang sama lagi.

Lalu apakah saya bukan seseorang yang memiliki kesabaran yang tinggi? Saya sempat merasa bahwa saya termasuk orang yang tidak sabaran. Tapi setelah banyak sekali yang mengatakan bahwa saya orang yang sangat sabar, seseorang yang walaupun ditindas masih tetap bisa tersenyum dan menertawakan penderitaannya, saya mulai merasa tingkat kesabaran saya tidak rendah-rendah amat. Saya bisa menunggu orang lain sampai berjam-jam tanpa harus merasa kesal dan marah-marah kepada orang yang saya tunggu, padahal kalau keadaannya dibalik, seringkali saya dimarahi karena keterlambatan saya. Karena rasa tidak enak jika membuat orang lain kesal dan marah, ditambah tidak enaknya jika harus kesal saat menunggu orang lain, saya kemudian memilih untuk selalu berusaha tiba lebih awal pada setiap janji yang saya buat. Dengan saya tiba lebih awal, tidak akan ada lagi yang marah dan kesal.

Kembali berbicara tentang kesabaran. Kesabaran biasanya selalu berhubungan dengan kegiatan menunggu. Menunggu kendaraan umum untuk dinaiki di pinggir jalan. Menunggu menu pesanan makanan dan minuman di restoran. Menunggu tanggal gajian, tanggal-tanggal istimewa, dan kegiatan menunggu lainnya. Bahkan tanpa disadari, kita semua sedang menunggu kematian. Lalu apakah anda bisa bersabar dengan semua kegiatan menunggu anda? Ataukah anda lambat laun akan merasa tertekan ketika semua hal yang anda tunggu dalam hidup anda tidak kunjung datang? Banyak sekali yang tidak sabar menunggu kendaraan umum dipinggir jalan, sehingga memutuskan menaiki kendaraan lain yang ongkosnya lebih mahal. Tidak sabar menunggu makanan dan minuman disajikan sehingga marah-marah dan kemudian kehilangan selera makan. Tidak sabar menunggu jodoh sehingga pada usia tertentu saat belum juga menemukan jodohnya orang tersebut mengalami tekanan yang besar (dari diri sendiri atau dari orang lain yang menanyakan “kapan nikah”) dan kemudian jika sangat parah menjadi penghuni rumah sakit jiwa.

Tidak mudah untuk bisa bersabar. Tapi percayalah, jika anda bersabar, sesuatu yang lebih baik akan datang untuk anda, sesuatu yang lebih baik dari apa yang anda dapatkan saat anda tidak bersabar. Karena dengan kesabaran ada pengharapan, dan dengan adanya harapan maka ada kehidupan. Saya sendiri berusaha keras untuk bisa bersabar di semua aspek kehidupan saya. Saya masih sering gagal, tapi setidaknya saya berusaha menghidupkan pengharapan, untuk sesuatu yang lebih baik.

Dan saya akan bersabar menunggu kamu 

“I’ll wait for you, I promise you…I will” (Lucky – Jason Mraz feat. Colbie Caillat)