Aug 11, 2010

Hitchhike

Yup, hitchhike. Kata yang memiliki arti "menumpang". Sering kita dengar kata ini dalam film-film hollywood, dimana seseorang yang hendak menuju ke suatu tempat mencoba untuk menumpang kendaraan orang lain yang melewatinya.Gerakan yang dilakukan oleh seseorang yang ingin menumpang sangatlah mudah diingat, yaitu mengangkat ibu jari dan mengacungkan tangan ke arah jalan dimana ada kendaraan yang akan lewat.

Saya belum pernah mendengar ada seseorang yang saya kenal, yang pernah mencoba mendapatkan tumpangan dengan cara seperti dalam film hollywood tersebut, sehingga tingkat keberhasilan tanda menumpang tersebut disini tidaklah saya ketahui. Hingga sampai suatu saat saya sendiri mencobanya....

Suatu malam di akhir pekan -dimana keesokan harinya saya tidak bekerja- saya pulang terlalu larut. Saya ingat saat itu sedang ramainya demam Piala Dunia 2010. Saat tiba di tempat saya biasa berganti kendaraan untuk mencapai rumah saya, saya sedikit heran mendapati tempat itu sepi dari angkutan umum dan ojek. Biasanya di jam tersebut masih ada beberapa ojek yang menunggu di depan sebuah pusat perbelanjaan, tapi hari itu tidak ada sama sekali. Angkot yang biasanya masih terlihat satu atau dua, kali ini tidak terlihat sama sekali, hanya mobil pribadi dan taksi yang terlihat mengisi jalan. Karena tidak memungkinkan bagi dompet saya untuk membayar taksi, saya kemudian memutuskan berjalan dari tempat itu menuju tempat saya berganti angkutan berikutnya, yang kira-kira berjarak 1 Kilometer, dengan harapan di tempat itu masih ada ojek yang menunggu penumpang.

Saat sedang berjalan di kegelapan, dengan ditemani sinar redup lampu jalan, tiba-tiba saja saya mengangkat tangan kanan saya sehingga lurus dengan pundak, dan menaikkan ibu jari saya. Ya, saya memberi tanda untuk menumpang seperti pada film-film hollywood yang pernah saya tonton. Ajaib, sebuah mobil Suzuki APV berhenti di sisi jalan, tidak jauh dari tempat saya berdiri. Mobil dengan tulisan Mandala Airlines di bagian belakang dan samping mobil, yang menandakan bahwa mobil tersebut milik Mandala Airlines itu, berhenti setelah melihat tangan saya.

Saya kemudian menghampiri pintu sisi penumpang di sebelah supir. Kaca mobil kemudian terbuka dan sang pengemudi bertanya kepada saya. "Mau kemana Pak?" tanyanya. "Narogong Pak, Bapak kemana?" jawab saya sambil balik bertanya. "Sama Pak, saya juga ke Narogong. Ayo naik" lanjutnya. Saya naik mobil tersebut, duduk di depan, tepat di samping sang pengemudi. Selanjutnya, sang pengemudi kembali menjalankan kendaraannya. Sepanjang jalan kami berbincang, sang pengemudi -yang saya lupa menanyakan namanya siapa- bertanya saya bekerja dimana, dan saya pun kemudian diberitahu bahwa beliau adalah pengemudi Mandala Airlines yang baru saja mengantar pulang pramugari maskapai tersebut. Di tengah jalan sempat sang pengemudi menawarkan seorang ibu untuk ikut bersama kami karena merasa kasihan melihat ibu tersebut berjalan kaki tengah malam seperti itu. Ibu itu menolak dengan alasan bahwa tujuannya sudah dekat. Oleh Pengemudi tersebut, saya diantar sampai di depan jalan menuju rumah saya.

Pengalaman yang mengejutkan, dan juga berharga. Dari sekedar iseng, ternyata bisa menolong diri saya. Saya juga kemudian mengetahui satu hal....
Masih ada masyarakat yang baik di negara ini, yang mau menolong sesama tanpa pamrih.

Terima kasih bapak supir Mandala Airlines yang baik hati :)

Aug 10, 2010

The Great Manager

Sir Alex Ferguson
Jika menyebut Manchester United, ada begitu banyak nama yang terhubung dengan klub sepakbola asal Inggris itu. Sebutkanlah misalnya Sir Matt Busby, manager legendaris yang memulai perubahan pada tubuh tim, atau Sir Bobby Charlton, Pemain legendaris asal Inggris yang bersinar saat bermain untuk Manchester United. Masih banyak nama lain yang terhubung dengan Manchester United, tapi untuk kali ini saya ingin sekali menulis tentang Sir Alex Ferguson, Manager yang memberikan banyak gelar, Manager yang menjadikan Manchester United klub kuat dan mendominasi gelar juara di Liga Inggris.

Terlahir di Glasgow, Skotlandia, pada tanggal 31 Desember 1941, dengan nama lengkap Alexander Chapman Ferguson, Sir Alex adalah mantan pemain sepakbola yang berposisi sebagai penyerang, berkebangsaan Skotlandia. Karir klub Sir Alex sebagai pemain dimulai di Queen’s Park, lalu mengakhiri karirnya sebagai pemain di Ayr United. Karir kepelatihan Sir Alex dimulai di klub kecil East Stirlingshire. Setelah itu Sir Alex menangani St. Mirren, dan mencapai kesuksesan dalam kepelatihan di klub Aberdeen.  Setelah sempat beberapa saat menangani Tim Nasional Skotlandia, Sir Alex bergabung dengan Manchester United di tahun 1986, menggantikan posisi Ron Atkinson. Sampai tulisan ini dibuat, Sir Alex adalah pelatih tersukses di Britania Raya. Koleksi trofi yang diraihnya bersama Manchester United adalah yang terbanyak diantara pelatih-pelatih lain di Britania Raya. Sir Alex juga merupakan pelatih pertama yang membawa klub Inggris menjuarai tiga gelar prestisius dalam satu musim (treble) yaitu Juara liga, Piala FA, dan UEFA Champions League. Sir Alex juga merupakan satu-satunya pelatih di liga Inggris yang mampu meraih tiga gelar juara liga berturut-turut dengan klub yang sama.
Sir Alex in 1986

Paul Scholes
Gary Neville
Selain catatan prestasi dengan banyaknya piala yang diraih, seorang Sir Alex juga merupakan pelatih yang jeli melihat bakat dan potensi seorang pemain. Banyak nama pemain yang pada saat awal dibeli tidak dikenal, atau termasuk pemain yang kualitasnya tidak istimewa, berubah menjadi pemain luar biasa di bawah kepemimpinan Sir Alex. Ambil contoh pemain Class of 92, sebutan untuk angkatan muda Manchester United yang secara pribadi disaring dan dipercaya mengisi tempat dalam tim inti di usia yang masih muda oleh Sir Alex. David Beckham, Gary Neville, Paul Scholes, termasuk dalam Class of 92. Dibawah kepemimpinan Sir Alex, mereka tumbuh menjadi sosok penting di Klub dan Tim Nasional Inggris.

Ole Gunnar Solskjaer

Cristiano Ronaldo

Diluar Class of 92, ada pula nama seperti Ole Gunnar Solskjaer. Saat dibeli oleh Sir Alex, Solskjaer adalah nama yang tidak dikenal, prestasinya di klub lamanya juga tidak terlalu istimewa. Namun dibawah didikan Sir Alex, Solskjaer tumbuh menjadi penyerang luar biasa yang ditakuti oleh lawan. Nama Solskjaer sendiri saat ini memiliki tempat tersendiri di hati pecinta Manchester United -termasuk saya-. Kemudian ada nama Cristiano Ronaldo, saat datang masihlah berusia belasan tahun, belum punya nama dan dibeli dengan harga murah. Mata jeli Sir Alex melihat potensi yang dimiliki oleh Cristiano Ronaldo, dan dibawah didikannya seorang Cristiano Ronaldo menjadi Pemain Terbaik Eropa saat masih berseragam Manchester United.

Tak ada gading yang tak retak, Sir Alex juga beberapa kali melakukan kesalahan membeli pemain. Fabien Barthez misalnya. Saat dibeli, Barthez adalah pahlawan Prancis di Piala Dunia, namun di Manchester United aksi-aksi heroiknya saat membela Tim Nasional Prancis jarang sekali terlihat, sehingga performa klub menurun. Paling parah mungkin Massimo Taibi. Entah apa yang dilihat seorang Sir Alex dari kiper  yang satu ini, karena hasilnya, Taibi adalah kiper terburuk yang pernah dimiliki Manchester United.

Semoga pembelian pemain yang dilakukan Sir Alex musim ini merupakan pembelian yang baik. Terima kasih atas tahun-tahun yang luar biasa, Sir Alex, dan saya yakin kesuksesan akan selalu ada selama anda memimpin Manchester United. Glory Glory Manchester United!!!