Dec 4, 2008

Kenapa ya?

"Ndut maaf y, kyaknya q butuh waktu buat sendiri dl y. Kt jalan sndri2 dl y. maaf y. Nanti kl ak dah selesai mkr ttg kt q ksh tau km"

Diatas adalah sms terakhir yang saya terima dari Sara. Biarpun saya tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia minta seperti itu, saya terima saja kemauannya. Sedikit banyak saya sadar punya banyak salah sama dia, cuma agak kaget saja dia sms seperti itu, karena selama ini saya selalu percaya jawabannya waktu saya tanya "Yakin mau nikah sama aq?". Jawabnya "Yakin bgt"

Dec 1, 2008

Gadis Manis Dalam Bis

Gadis Manis Dalam Bis

Seperti diketahui, hampir setiap hari saya naik bis ke kantor. Di dalam bis saya hampir pasti bertemu orang-orang yang sama tiap harinya. Ada bapak bertubuh pendek dan berambut tipis, pegawai PEMDA, turun di DKI tiap harinya. Ada seorang wanita gemuk berkacamata, keturunan tionghoa, naik dari Kramat Sentiong dan turun di Jembatan Serong. Ada seorang wanita gemuk dengan rambut panjang dan agak berwarna kuning, tiap pagi memakai sandal jepit, turun di Gang Harlan, tempat saya turun juga – dan ia ternyata karyawan di anak perusahaan yang berkantor di lantai 3-

Kemudian ada seorang wanita berambut panjang, selalu memberikan uang receh kepada pengamen (yang sepanjang perjalanan kadang-kadang bisa sampai 4-5 kali), turun di Jatibaru. Ada seorang pria, selalu berseragam, kulitnya hitam, turun di Bank Indonesia. Ada anak STM, kecil, kurus, bertampang menyebalkan (dan memang menyebalkan dengan sering meminta temannya membayari ongkos), turun di Kenari, dekat sekolahnya SMK Negeri 34.

Mengamati wajah-wajah mereka yang sejalan, satu bis dengan kita, kadang sangat menyenangkan mengingat begitu sedikitnya hal yang bisa dilakukan sepanjang perjalanan. Tapi yang paling menyenangkan buat saya adalah melihat salah seorang gadis penumpang bis yang belum saya sebutkan diatas. Gadis ini punya sorot mata tajam (duhh, kalau sudah lihat sorot mata tajam wanita saya suka terpesona sendiri….GAK BOLEH…GAK BOLEHHHHH!!!), matanya juga bagus, bulat, wajahnya manis, senyumnya juga manis, giginya berpagar, tidak memakai make-up, rambutnya hitam panjang, sedikit ikal. Saya pertama bertemu gadis ini justru bukan di pagi hari saat berangkat bekerja, melainkan saat pulang kantor. Waktu itu saya naik duluan. Saat bus berjalan saya tertidur. Saya kemudian terbangun karena ada yang duduk di samping saya, gadis itu yang duduk di samping saya. Saat itu bus berada di jalan Sabang, gadis itu naik dari sana. Sepanjang perjalanan, saya tidak bisa tertidur kembali, karena gadis yang duduk di sebelah saya sepertinya lelah sekali, atau mungkin juga dugem semalaman, hingga langsung tertidur pulas, dan kepalanya berkali-kali mengenai pundak saya. Karena kasihan, saya kemudian mengijinkan dia menyandarkan kepalanya di pundak saya sepanjang perjalanan (btw, Sara, ini kejadiannya tahun 2007 ya, bukan baru-baru ini). Gadis itu terbangun di Kantor Pos Jatinegara, dan turun di Terminal Kampung Melayu, tempat saya turun. Gadis itu kemudian melanjutkan naik mikrolet M16 jurusan Kp.Melayu-Pasar Minggu. Tapi perkiraan saya rumahnya ada di sepanjang jalan Otista – jalan Dewi Sartika, karena lewat dari itu ada kendaraan yang langsung ke Tanah Abang, logikanya buat apa dia jauh-jauh naik kendaraan ke Kampung Melayu dulu kalau ada yang langsung ke Tanah Abang?

Beberapa hari kemudian saya melihat dia lagi, kali ini pagi hari dalam perjalanan berangkat ke kantor. Seperti saat pertama saya melihatnya, sorot matanya tajam dan terlihat mengantuk (pada akhirnya saya selalu melihat dia mengantuk…mungkin malamnya dia selalu dugem, atau mungkin senang begadang seperti saya sebelum bekerja) dan ada lingkar hitam di sekitar matanya. Sepertinya, dia masih ingat saya, karena sempat melempar senyumnya ke arah saya, dan sepertinya dia mau duduk di sebelah saya, tapi tempat duduk sebelah saya sudah diisi oleh bapak-bapak, merokok pula, akhirnya dia duduk tiga baris di depan saya. Sepanjang perjalanan gadis itu mendengarkan musik melalui handphone-nya. Hari itu dia turun di Telkom. Kemudian saya tidak pernah bertemu gadis itu lagi selama kurang lebih 2 bulan.

Sampai kemudian, saya kembali melihatnya. Tapi kali ini sepertinya dia sudah lupa pada saya, dan saya tidak begitu perduli karena toh saya hanya senang memperhatikan saja, tidak ada harapan berkenalan atau lebih. Yang bikin kaget, sekarang tempat turunnya berbeda, tidak lagi di Telkom, tetapi turun di Jembatan Serong (keterangan : jarak Jembatan Serong dan Telkom cukup jauh). Selama berbulan-bulan dia turun di jembatan serong, sampai kemudian tempat turunnya berubah lagi, dan kali ini turun di jalan Sabang. Entah apa atau dimana kerjanya sampai harus berpindah-pindah seperti itu. Sampai hari ini saya masih sering melihat gadis itu di dalam bis, tadi pagi pun saya melihatnya. Awalnya saya lihat dia tidak ada di dalam bis, yang ada adalah wanita yang satu gedung kantor dengan saya. Kemudian saya melihat gadis itu keluar dari toilet umum terminal, lagi-lagi dengan wajah tanpa make-up dan penuh kantuknya. Dalam hati saya berkata “dugem lagi nih yee..” hehehehe………



Take a look around, you might like what you found

From a Friend

Cinta itu menyakitkan bila kita mencintai tapi dikhianati.

Cinta itu menyakitkan bila kita mencintai tapi tidak dihargai.

Cinta itu menyakitkan bila kita mencintai tapi tidak dimengerti.

Cinta itu menyakitkan bila kita mencintai tapi disalah mengerti.

Cinta itu menyakitkan bila kita mencintai tapi tidak dihiraukan.

Cinta itu menyakitkan bila kita mencegah dan melarang untuk kebaikan tapi dimusuhi

Cinta itu menyakitkan tatkala kita tidak menghiraukan jeritan dan peringatan dari orang yang mencintai kita.

Cinta itu menyakitkan bila kita mencintai tapi cinta kita dipermainkan

Nov 19, 2008

Sosok itu....

Dulu
Saya sepertinya menemukan sosok wanita sempurna
Manis
Baik
Penyayang
Pintar
Talkative
Independent
Humourous
Generous
and Honest
saya menemukannya di SMA
biarpun berkali-kali ditolak, saya tetap mengaguminya

and then
saya bertemu sosok lainnya yang berbeda
manis
baik
pintar
talkative
generous
humourous
tapi manja
perlahan-lahan, sosok wanita pertama tergantikan
saya mengaguminya, tapi tidak berani mengatakannya
karena satu dan lain hal

and then
saya bertemu sosok lainnya yang berbeda
cantik
talkative
humourous
independent
yet childish
we become very close
and i thought i love her
saya pikir sosok wanita kedua telah terganti
tapi ternyata tidak

sosoknya tetap ada di hati
sosoknya tidak terganti
dan tidak akan terganti

today
i'm thankful
karena sosok kedua
love me as i love her

yes, it's you
Sara Christina Kusumaningsih

Sleep

Kadang kalau susah tidur saya memindahkan tempat saya tidur. Kalau kurang tidur di malam hari, biasanya saya tertidur di bis dalam perjalanan ke kantor. kalau masih kurang juga dan ada kesempatan saya tidur di kantor. Bisa di meja saya, bisa di ruang rapat (ini kalau bos lagi ga ada di tempat), bisa juga di dapur (disini paling enak, dingin, dan ga ada yang ganggu hehehehe). Kalau tidur di kantor belum cukup, atau kalau tidak ada kesempatan tidur di kantor, biasanya saya tertidur di di bis dalam perjalanan pulang.

Disini masalahnya...

Biasanya kalau pulang (berangkat juga sih) saya mendengarkan lagu lewat hp saya. Hampir setiap hari saya pulang naik patas 916 jurusan Kampung Melayu - Tanah Abang. Kalau 916 lama datangnya, saya naik Kopaja 502 jurusan Kampung Rambutan - Tanah Abang yang lewat Kampung Melayu. Dari Kampung Melayu saya naik mikrolet 54 jurusan Kampung Melayu - Pondok Bambu dan turun di Hero Cipinang. Atau kalau malas jalan saya turun di Kantor Pos Jatinegara naik Mikrolet 32 jurusan Kampung Melayu - Perumnas Klender, turun di halte dekat rumah. Lebih sering sih saya turun di Kampung Melayu karena tertidur dan Kantor Posnya kelewat.

One day, saya pulang naik 502 karena 916 tidak kunjung datang. seperti biasa saya mendengarkan musik dan tak beberapa lama setelah membayar ongkos saya tertidur. Kali ini cukup pulas karena semalamnya saya baru tertidur jam 2 dan tidak ada kesempatan tidur di kantor. saat membuka mata, saya heran karena kopajanya hampir kosong, suatu hal yang jarang terjadi di jam pulang kantor. Karena "nyawanya belum kumpul", saya belum sadar ada di mana. Setelah beberapa saat saya menyadari bahwa saya ada di Jl. Otista, yang artinya sudah lewat Kampung Melayu. Dengan agak panik tapi mencoba terlihat "cool", saya meminta untuk berhenti dan sayapun turun. Dari sana saya terpaksa berjalan ke jembatan penyebrangan terdekat, menyebrang, naik Mikrolet ke Kampung Melayu, berjalan ke tempat "Ngetem"-nya 54, naik 54, turun di hero dan berjalan kaki lebih dari 500m ke rumah. Cape? YOU BET!!!

So, a little warning buat yang suka tidur di bus...jangan tidur sambil denger musik, suara kenek yang teriak2 jadi ga kedengeran, dan anda bisa bablas jauh dari tujuan anda yang sebenarnya.

Oct 7, 2008

Dear Sara.....

Dear Sara,




I just want to say I LOVE YOU




hehehe....

Lebih Parah??

Ini baru saja terjadi kemarin sore.

Kemarin saat saya sedang berada di dalam bis pulang dari kantor, naiklah 3 orang berwajah sangar ke dalam bis. Dua orang diantaranya berambut panjang dan seorang lagi berambut pendek. Ketiganya berbadan agak gemuk, tangannya bertato dan semuanya memakai anting di telinga (salah satu bahkan memakai anting di bibir).

"Selamat sore bapak-bapak ibu-ibu sekalian, kami disini tidak akan basa-basi, kami disini hanya ingin meminta sebagian harta bapak dan ibu. Sebelumnya perkenankan kami membacakan sebuah puisi yang berjudul perut kami lapar"

Setelah membaca puisi yang sangat singkat dan tidak jelas, dua orang diantara mereka menyodorkan topi kepada setiap penumpang. Saya yang sangat membenci perilaku orang-orang seperti ini dari awal tidak berniat memberikan mereka sepeserpun.

Seorang ibu yang duduk tiga bangku di depan saya juga menolak memberikan uang kepada mereka. Tapi apa yang terjadi? salah satu dari mereka mendorong tubuh ibu itu sambil memaksa supaya ibu itu memberikan uang. Ibu itu sepertinya ketakutan dan akhirnya memberikan uang.

Sesaat kemudian seorang bapak yang duduk di deretan sebelah kanan saya juga menolak memberi uang, dan bapak itu kemudian dipaksa untuk memberikan rokoknya sebanyak tiga batang. Saat salah satu dari mereka menyodorkan topi ke arah saya, saya mengangkat tangan saya sebagai tanda menolak memberikan apapun. Orang itu kemudian menepuk pundak saya sambil terus menyodorkan topi ke arah saya. Saya kemudian melihat ke arah orang itu.

"Mau ngasih ga lu?", tanyanya
"Kalau engga mang kenapa? kalau gue gak ngasih mang lu mau apa?!", jawab saya sambil melotot ke arah orang itu.
Orang itu tidak menjawab dan menyodorkan topinya ke orang lain.

Saya bukannya sok jago, tapi sudah seharusnya setiap orang berani melawan perbuatan yang seperti itu. Meminta dengan paksaan sama saja dengan pemalakan atau penodongan, sesuatu yang dilarang oleh hukum. Orang-orang seperti itu tidak akan berani memaksa lebih jauh karena jumlah mereka pasti kalah banyak dengan jumlah penumpang bis bukan? Yang diperlukan tinggal ketegasan kita sebagai penumpang untuk menolak diperlakukan seperti pengecut.

Buat yang tidak berani melawan, sebaiknya berhati-hati di dalam kendaraan umum

Aug 1, 2008

Over...Restart...

It's Over


All our differences...
All the arguments...
All the fighting...
All the tears shed...
It's all over now
I don't love you anymore
not after what you have done to me
these wounds won't heal
and i certainly won't forgive
Please do forget me
For i will forget you
let's just live our own life
you and me are over....



Restart...


It's been years since i met you
It's been years since i liked you
It's been years
and yet i still love you
You and me were close
so very close
but this fear of losing you
the fear of you not feeling the same way
have kept me silence
for years....
then i heard from your friend
and you as well
that you felt the same way
and still do after all these years
i was relieved
i finally knew how you feel
finally knew you felt the same as i do
i hope it's not too late
for us to restart....

Jun 20, 2008

Ou Em Jii... (Oh My God)

Minggu lalu, tanggal 12 Juni 2008, saya kebetulan dinas ke Bandung untuk mengevaluasi dokumen tender. Saya dan Pak Agung memilih menginap di Wisma Patrakomala milik Itjenad di jalan Patrakomala karena dekat dengan Prima Rasa Bakery tempat membeli oleh-oleh kalau ke Bandung.

Saya dan Pak Agung berangkat dari kantor pukul 09.00 pagi, dan sampai di wisma sekitar pukul 11. Di wisma sudah menunggu rekan Pak Agung yaitu Pak Sudarwanto. Beliau menunggu di wisma dan tidak berangkat bersama kami karena rumahnya memang di Bandung, sementara di Jakarta beliau Kost. Setelah check in, kami langsung mulai bekerja dengan mengubah ruang makan wisma menjadi ruang kerja (salah satu alasan juga kenapa menginap di wisma patrakomala adalah tidak perlu membayar sewa ruang rapat, cukup menggunakan ruang makan yang cukup luas). Kami memutuskan untuk makan siang pukul 2 karena kami masih cukup kenyang.

Setelah makan siang, kami kembali meneruskan pekerjaan. Saat sedang seriusnya bekerja, lewatlah 2 orang muda, 1 pria dan 1 wanita, keduanya berumur sekitar 16-20 tahun, yang langsung masuk ke dalam kamar nomor 5. Pak Agung terlihat kebingungan.

" Nold, yang dua tadi masuk kamar mana?" tanya Pak Agung
" Kamar nomor 5 Pak"
" Mereka satu kamar?"
" Iya, kenapa Pak?"
" Kok boleh ya? ini kan mess punya tentara, kok boleh ya cowok-cewek satu kamar"
" Yang mana Pak Agung? Yang barusan lewat? Mungkin sudah menikah Pak Agung" Pak Sudarwanto ikut menimpali
" Iyo yang tadi..gak mungkin ah sudah menikah, masih muda begitu kok, paling-paling SMA atau kuliah tingkat awal"
" Atau mungkin adik-kakak..."
" Opo iyo? ga ada miripnya kok"
" Kalau gitu ditanya saja Pak sama yang jaga, kok boleh.."
" Wah, gak beres nih..."

Memang agak mencurigakan, keduanya tidak bawa tas atau apapun sebagai tempat pakaian ganti, yang wanita hanya membawa plastik putih yang isinya bisa terlihat oleh saya adalah snack, rokok dan minuman ringan kaleng. Yang pria memakai t-shirt dan celana 3/4 serta jaket, yang wanita memakai t-shirt dan celana pendek serta jaket. Begitu masuk ruangan mereka langsung menutup pintu dan tirai jendela. Kemudian terdengar suara air, sepertinya sedang mengisi bak kamar mandi, tapi kemudian sampai air keran mati tidak terdengar seperti ada yang mandi, jadi apa tujuannya mengisi bak kamar mandi??

Pasangan itu terus menerus mengurung diri di kamar sampai menjelang Maghrib, mereka keluar kamar. Setelah Maghrib, mereka kembali masuk kamar sambil membawa plastik yang lagi-lagi terlihat isinya adalah snack dan minuman ringan. Kemudian sesaat sebelum saya dan Pak Agung keluar mencari makan malam, saya melihat mereka kembali meninggalkan kamar. Sepulangnya dari makan malam sekitar jam 9 malam, saya dan Pak Agung mendapati kamar yang dipakai tadi sudah kosong dan dirapihkan. "Mereka short-time rupanya nold. Gawat juga eh, anak jaman sekarang" kata Pak Agung.

Entah apa yang terjadi di dalam kamar nomor 5 wisma tersebut hari itu, hanya mereka dan Tuhan yang tahu. Tapi saya mungkin bisa tahu kalau saja saya mengambil kamar nomor 6 yang letaknya bersebelahan. Dari kamar mandi kamar nomor 6 bisa terdengar suara dari kamar nomor 5, dan mungkin sebaliknya juga. Saya bisa tahu karena terakhir kali saya menginap di wisma itu saya berada di kamar nomor 6, dan dari kamar mandi saya bisa mendengar obrolan Bu Kiki dan Bu Anna yang waktu itu ada di kamar nomor 5. Sayangnya, saya mengambil kamar nomor 7, karena sesuai dengan nomor rumah saya yang baru....dan juga CR7 hehehehehe....

Jun 6, 2008

JACKASSES ON BUS

JERK! SIAPA SURUH DATANG KE JAKARTA!?

“Assalamualaikum, selamat sore menjelang malam!”
“ Mohon maaf jika kedatangan kami disini mengganggu perjalanan bapak dan ibu sekalian! Kedatangan kami disini bukan untuk merampok, menjambret, atau hal kriminalitas lainnya bak ibu! Kedatangan kami disini hanya ingin meminta bantuan dari bapak ibu!”
“Betul bapak ibu!”
“Daripada kami menodong, merampok atau menjambret kami tidak mau bapak ibu! Karena itu haram bapak ibu!”
“Betul bapak ibu!!”
“Karena itu kami mohon bantuannya bapak ibu, mohon bantuannya untuk kami membeli makan untuk menyambung hidup kami bapak ibu!”
“Untuk makan bapak ibu!!”
“Uang seribu dua ribu tidak akan membuat anda jatuh miskin bapak ibu! Malah anda dapat pahala karena beramal bapak ibu!”
“Betul bapak ibu!!”
“Kami mohon toleransinya, kami mohon bantuannya bapak ibu! Kami tidak akan memaksa, tapi tolong hargai usaha kami bapak ibu!”
“Betul bapak ibu!!”

Diatas adalah kata-kata yang sering saya dengar di dalam bus saat pulang kantor. Kata-kata yang biasanya diucapkan oleh remaja tanggung dekil dan seolah-olah terlihat menakutkan dengan anting dimana-mana, kadang sendirian, tapi lebih sering berdua atau bertiga, mungkin untuk memberikan efek teror kepada para penumpang. Setelah mengucapkan (atau lebih tepat berteriak) kata-kata tersebut, salah satu berkeliling meminta uang dari penumpang sementara yang lain (kalau datangnya tidak sendirian) terus mengoceh sambil mengatakan “Bantu kami bapak ibu! Hargai usaha kami bapak ibu! Jangan sampai kami berbuat kasar bapak ibu!”.

Entah kenapa masih ada juga yang memberikan uangnya kepada mereka, mungkin karena merasa takut, padahal sebenarnya kalau mereka memaksa apa iya penumpang lain tidak membantu? Begundal-begundal yang meminta uang seperti itu lebih parah daripada pengamen, mereka tidak ada usaha apapun, cuma membuat orang takut untuk kemudian memberikan sedikit uang buat begundal brengsek. Saya sendiri tidak pernah takut sama mereka.

Saya juga tidak mengerti, anak muda seperti mereka sudah membiasakan menggunakan kekerasan, terror untuk mendapatkan apa yang diinginkan, mau dibawa kemana bangsa ini. Kalau dipikir lagi, mereka kan masih bisa berusaha untuk mencari nafkah tanpa harus meresahkan orang lain. Dengan modal tepuk tangan dan sedikit bernyanyi mereka masih bisa dapat uang meskipun suaranya sumbang. Dengan tenaga mudanya mereka bisa menjadi kuli angkut, kuli bangunan, penjual koran, pedagang asongan, apalah yang halal dan tidak meresahkan. Tapi memang dasarnya orang-orang seperti mereka itu pemalas, tidak mau berusaha tapi mau dapat banyak, jadinya ya seperti itu. Saya sendiri tidak yakin pada kata-kata mereka kalau uangnya dipakai membeli makanan, yang ada paling mereka membeli sesuatu yang tidak ada gunanya seperti lem untuk “ngelem”, atau malah langsung ke narkoba dengan paket hematnya, atau untuk membeli minuman keras (karena banyak orang yang seperti ini, lebih memilih beli minuman keras ketimbang makanan kalau punya sedikit uang), atau untuk beli rokok (malah ada yang naik keatas bus, berkata kalau dia lapar tapi sambil menghisap rokok, kenapa dia gak beli makanan malah beli rokok?)

Saya mengerti mencari uang di Jakarta itu susah, tapi sesusah-susahnya cari uang di Jakarta mbok ya cari uangnya yang halal dan tidak memaksa. Lagian, siapa suruh datang ke Jakarta?

May 22, 2008

We Did It Again!!!

Glory Glory Man United!!

Mungkin kata-kata ini yang terdengar semalaman di kota Moskow dengan berhasilnya Manchester United meraih trofi paling bergengsi antar klub Eropa, Champions League, mengalahkan rival senegara asal kota London, "The Blues" Chelsea dalam pertandingan yang sangat berimbang dan diakhiri dengan adu tendangan penalti. Saya pribadi sebagai seorang Fans berat "Setan Merah" ikut merayakan kemenangan ketiga sepanjang sejarah klub berdiri dengan bersorak girang di pagi buta (Maaf buat tetangga yang terganggu teriakan saya hehehe...). Sampai sekarang say masih menyanyikan lagu Glory Glory Man United di dalam hati.

Pertandingannya sendiri berjalan cukup seru, kedua tim bergantian menyerang. Walaupun ManUtd menguasai bola lebih banyak ketimbang Chelsea, tapi tembakan ke gawang lebih banyak Chelsea. 25 menit pertama kedua tim tampak masih berhati-hati, belum terlalu berani menyerang dengan terbuka, meskipun beberapa peluang sempat tercipta tapi belum bisa menghasilkan gol. Gol akhirnya terjadi di menit ke-26. Passing one-two antara Wes Brown dan Paul Scholes di sisi kiri pertahanan Chelsea membuat Wes Brown dengan leluasa memberikan Crossing yang disambut dengan sundulan oleh Cristiano Ronaldo. Sundulan CR7 masuk ke sisi kanan gawang Petr Cech, 1-0 untuk ManUtd. Tertinggal 1 gol, Chelsea mulai meningkatkan intensitas penyerangan. Hasilnya di menit akhir babak pertama, tendangan Michael Essien dari luar kotak penalti yang membentur Nemanja Vidic sehingga berubah arah, memudahkan Frank Lampard menceploskan bola ke gawang EdwinVan Der Sar yang telah salah langkah. 1-1

Selanjutnya di babak kedua, serangan demi serangan, peluang demi peluang terus tercipta namun tidak ada gol tambahan dari kedua klub. Bahkan tidak ada gol tambahan sampai berakhirnya babak tambahan 2 x 15 menit. Yang ada hanya insiden dimana Didier Drogba mendapat kartu merah setelah menampar Nemanja Vidic di menit akhir babak tambahan kedua. Akhirnya pertandingan harus diselesaikan dengan adu penalti.

Penendang pertama dan kedua dari kedua tim berhasil melaksanakan tugasnya, Carlos Tevez dan Michael Carrick dari ManUtd dan Michael Ballack dan Juliano Belletti semuanya berhasil memasukkan bola ke gawang lawan. Penendang ketiga ManUtd, Cristiano Ronaldo, gagal melaksanakan tugasnya setelah tendangan penaltinya berhasil diblok oleh kepala Petr Cech, sementara penendang ketiga Chelsea, Frank Lampard berhasil melaksanakan tugasnya. Penendang keempat United, Owen Hargreaves berhasil melakukan tendangan penalti, pun dengan Ashley Cole sebagai penendang keempat Chelsea. Nani yang harus mencetak gol agar United aman berhasil menipu Petr Cech, dan John Terry yang terbebani harus mencetak gol agar Chelsea menang, tergelincir saat melakukan tendangan dan hasil tendangannya melebar. Penalti memasuki babak Sudden Death. Setelah berurut Anderson, Salomon Kalou dan Ryan Giggs, tibalah giliran Nicolas Anelka mengambil tendangan penalti. Disinilah Van Der Sar muncul sebagai pahlawan ManUtd setelah berhasil menepis tendangan Anelka.

Melihat kemenangan ManUtd musim ini, saya ingat terakhir kalinya ManUtd menang Champions. Kala itu gawang United juga dijaga oleh kiper veteran. Jika musim ini oleh Van Der Sar, maka pada musim 98/99 gawang United dikawal oleh Peter Schmeichel. Lalu pasukan muda yang saat ini diwakili oleh Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo, Anderson, Nani, mengingatkan saya pada pasukan muda musim 98/99 yang diwakili David Beckham, Gary dan Phillip Neville, Paul Scholes, Ryan Giggs. Duet Defender di kedua musim juga mirip, jika sekarang ada dua menara dalam diri Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic, dulu duetnya adalah Jaap Stam dan Ronny Johnsen. Pemain tua berpengalaman sekarang diwakili Paul Scholes dan Ryan Giggs, dulu ada Teddy Sheringham. Mungkin setiap klub perlu mengulang ramuan klubnya jika ingin mengulang sukses yang pernah didapat :)

Anyway, it's been a great season for United. Congratulations to The Red Devils, and yes...We Did It Again Lads!!!

May 21, 2008

Odd.....

Ini kejadian kemarin, saya lupa post blog ini kemarin....



Hari selasa tanggal 20 Mei 2008 saya pergi ke kantor karena ada pekerjaan yang dilemburkan. Saat berada dalam bus, di daerah Jatinegara, bus yang saya tumpangi dipaksa menepi oleh mobil polisi patwal. Di belakang mobil polisi itu ada iring-iringan motor yang semua pengendaranya memakai rompi merah maroon. Pada bagian belakang rompi itu terlihat logo "Honda" dengan jelas, dan nampaknya memang ini iring-iringan komunitas sepeda motor "Honda" karena motor-motor yang dipakai (sampai ke motor polisi yang mengawal) adalah motor-motor "Honda" seperti "Supra Fit", "Supra X", "Karisma", "Revo", "Tiger", dsb.

Tapi tunggu dulu...

Tidak lama kemudian, di bagian belakang, ada pemandangan yang cukup menarik perhatian saya. Pemandangan itu bukanlah seorang gadis cantik, akan tetapi saya menemukan ada 3 (tiga) motor yang BUKAN "Honda". Motor lain yang saya lihat adalah 2 (dua) "Yamaha Jupiter Z" dan 1 (satu) "Yamaha Vega". Agak menggelikan buat saya melihat sebuah iring-iringan dengan Rompi bergambar lambang "Honda" tapi diikuti oleh motor yang bukan "Honda". Kalau tidak punya motor "Honda" seharusnya 3 (tiga) orang tadi tidak usah ikut iring-iringan, karena yang melihat akan mengatakan komunitas itu adalah komunitas yang tidak kompak dan tidak teratur hehehehe......

May 20, 2008

BUSWAY

BUSWAY

Hidup di Jakarta buat sebagian orang sangat menyebalkan. Apa – apa mahal, tidak ada lagi yang gratis sampai ada istilah “mau buang air kecil saja harus bayar”. Kemudian masalah kotornya udara di Jakarta, masalah banjir, masalah banyaknya kejahatan, masalah kemacetan, dan masalah-masalah lain yang membuat berat tinggal di Jakarta. Banyak cara sudah dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengatasi berbagai masalah di Jakarta, dan salah satu cara mengatasi kemacetan “ala” Pemerintah Daerah adalah dengan sebuah proyek yang dikenal banyak orang sebagai “BUSWAY”.

BUSWAY yang jika diartikan secara lepas berarti “Jalur Bis” adalah sebutan untuk satu jalur pada jalan raya yang khusus diperuntukkan kepada bis yang namanya “TRANSJAKARTA”. Jalur Busway tidak boleh dilalui oleh kendaraan lain sehingga bis-bis TransJakarta bisa terbebas dari macet.

Pada awalnya tujuan melakukan proyek ini adalah mengurangi kemacetan dengan cara memberikan alat transportasi yang cepat, murah, aman dan nyaman bagi mereka yang terbiasa membawa kendaraan pribadi saat melakukan aktifitas, sehingga volume kendaraan-kendaraan pribadi di jalan raya dapat berkurang dan secara otomatis mengurangi kemacetan. Cukup baik memang ide yang digelontorkan oleh Pemerintah Daerah, hanya saja dalam kenyataannya apa yang diharapkan tidak terjadi.

Apa yang terjadi adalah Jakarta tetap dan bahkan untuk sebagian orang malah tambah macet. Banyak yang mengeluhkan berkurangnya jalur pada jalan-jalan tertentu yang dipergunakan untuk Busway sehingga justru menambah padat jalan. Alat transportasinya juga payah. Bis yang seharusnya nyaman menjadi tidak nyaman saat kita harus mengantre untuk bisa menaiki sebuah bis TransJakarta, bis yang seharusnya nyaman menjadi tidak nyaman saat kita harus tetap berdesakan dan kepanasan di dalam bis. Bis yang seharusnya cepat menjadi tidak cepat sama sekali karena jalur Busway yang masih bisa dilalui oleh kendaraan lain sehingga bis TransJakarta masih bisa terkena macet. Bis yang seharusnya aman menjadi tidak aman karena ketidak-dewasaan masyarakat dalam mengantri, dorongan-dorongan saat memasuki bis bisa membahayakan jiwa kita, berdesakan juga membuka peluang bagi tangan-tangan jahil untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan, baik itu pencopetan ataupun pelecehan seksual.

Tapi apa semua ini salah ide-nya? Apakah ide membuat Busway itu jelek? Buat saya yang salah bukan Buswaynya, tapi manusianya. Kenapa? Sedari awal sudah diketahui tujuannya adalah menyediakan alat transportasi bagi mereka yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi, tapi kalau manusianya tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang kendaraan umum sama saja bohong, yang ada malah tambah ruwet lalu lintas di Jakarta. Masalah ketidaknyamanan saat mengantre juga salah manusianya. Manusia Indonesia itu banyak yang norak dan katro, tidak mengerti tujuan antre, maunya kesusu (terburu-buru), mau menang sendiri, jadinya ya begitu kalau antre pasti kacau, saling selak-menyelak, saling dorong, raba sana raba sini itu udah biasa. Sistem antrean itu kan First come first serve, jadi kalau ada dibelakang ya jangan maksa kedepan dengan cepat, salahnya sendiri datang terlambat. Masalah tidak aman ya tetap salah manusianya. Kalau semua hidup teratur, taat pada peraturan, bukan tidak mungkin kejahatan akan berkurang.

Jadi intinya Busway itu ide yang bagus, hanya saja tidak bisa diterapkan di masyarakat saat ini, saat dimana masih banyak yang terbelakang, masih banyak yang norak, masih banyak yang tidak dewasa, dan masih banyak yang mementingkan diri sendiri. Lalu kapan baiknya ide ini diterapkan? Mungkin 100 – 1000 tahun lagi…….

Apr 6, 2008

Stuck

My mind's stuck...

I've written my blogs at the office and save it to flashdisk. I planned to copy-paste it when i'm online. What happened was, i can't open the G*%^&*Ned File, dunno what's wrong. When i tried to write it again directly on blogger, my mind is stuck!! I have so many things to write, but when i eventually online, i just can't write it down. Damn this mind of mine...

Mar 12, 2008

Jakarta, 12 Maret 2008

Tadi pagi, waktu sedang dalam perjalanan ke kantor, ada kejadian yang sangat tidak mengenakkan.

Seperti biasa, setiap berangkat kerja saya selalu naik kendaraan umum. Kalau tidak terlambat bangun biasanya naik angkot ke Kampung Melayu, lalu lanjut naik Bus ke Tanah Abang. Kalau terlambat, saya naik ojek.

Pagi ini saya tidak terlambat, jadi saya seperti biasanya naik angkot ke Kampung Melayu dan lanjut naik Bus. Sudah pemandangan biasa kalau di dalam bus yang saya tumpangi banyak pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (dulunya STM) ada di dalam bus. Mereka seringkali meresahkan penumpang lain dalam bus karena kemungkinan mereka tawuran. Saya sendiri tidak begitu perduli dengan kehadiran mereka, toh mereka tidak macam-macam kepada penumpang bus lain. Tapi setelah tadi pagi, saya kesal.

Ceritanya seperti biasa bus penuh sesak dengan pelajar SMK yang dengan lagak sok jagoannya memilih berdiri di pintu daripada berdiri dengan manis di dalam bus, bahkan tadi pagi mereka bisa saja duduk manis karena bus tidak terlalu penuh dengan orang-orang umum. Pagi ini saya memilih duduk di belakang sebelah kiri dekat pintu bagian belakang supaya bisa kena angin dan tidak membuat saya tertidur di dalam bus. BAru beberapa ratus meter selepas Kampung Melayu, terlihat rombongan anak sekolah di tengah jalan. Pikir saya awalnya "ini pasti teman-teman mereka". Tapi kemudian pikiran saya segera berubah setelah melihat pelajar yang tadinya bergerombol di pintu buru-buru masuk ke dalam bus, pikir saya "wah, tawuran nih". Benar saja, saat bus mendekati, rombongan pelajar di jalan mengacung-acungkan tangan dan berteriak ga jelas, sementara yang di dalam ikut meneriaki "Gak ngaruh. gak ngaruh." Saat posisi pintu bus tepat disebelah rombongan pelajar di jalan, mulailah melayang berbagai benda asing ke dalam dan ke luar bus. Yang sempat saya lihat adalah Gesper yang melayang, payung, tongkat kayu, botol, dan batu berterbangan dari kedua arah.

Sedang asik-asiknya melihat pertempuran seru di pintu bus, saya sampai lupa kalau jendela bus di sebelah saya terbuka lebar. Saya kemudia merasakan sakit yang amat sangat di lengan atas saya yang kiri. Sepertinya saya kena timpuk batu karena saat saya menengok, banyak batu berterbangan mengarah ke jendela yang notabene dekat dengan pintu pusat aksi pagi itu. Selagi saya mencari orang yang bertanggung jawab menimpuk lengan saya, sebuah batu besar melesat diatas kepala saya dan mengenai jendela di sebelah kanan bus, yang mengakibatkan jendela itu pecah berantakan. Saya melihat siapa yang melempar, dan sepertinya dia juga yang menimpuk lengan saya karena hanya dia yang saya lihat mengambil batu di jalan, sementara yang lain memegang senjata yang seadanya. Sesaat kemudian bus bergerak menjauh. Sebelum begitu jauh meninggalkan pelajar brutal di jalan tadi, sebuah botol kaca terlempar keluar dan mengenai pelajar yang mencoba mengejar bus sambil mengacung-acungkan kayu. Tak sampai beberapa jauh, pelajar yang di dalam bus dipaksa keluar dari bus oleh polisi. Mereka kemudian diperiksa apakah ada yang membawa senjata tajam. Bus pun melanjutkan perjalanan setelah semua pelajar SMK (yang saya tahu biasanya menyebut nama sekolahnya dengan Boedoet dan KR alias Kramat Raya) diturunkan.

Benar-benar pagi yang brutal dan mengesalkan. Lengan saya masih terasa ngilu sampai sekarang....

------------------------------------------------

Mau dibawa kemana masa depan bangsa kalau sesamanya masih saling bertikai..?

Jan 9, 2008

Petamburan, 9 Januari 2008

Pagi ini bangun terlambat. Weker sih tetap bunyi jam 5 pagi, tapi karena malamnya pulang jam 2 jadinya mata berat banget buat dibuka. Hingga akhirnya benar-benar bangun jam 6.30 wib.

Karena takut terlambat, saya mandi seadanya dan secepatnya, dari yang biasanya lebih dari 15 menit kali ini cukup 10 menit. Karena takut terlambat juga akhirnya saya putuskan naik ojek ketimbang naik angkot. Jakarta macet, bahkan dengan motor perjalanan harus dilalui dengan perlahan. Ojeknya sempat menabrak motor di depan dan kemudian ditabrak dari belakang, kaki saya sakit, entah terbentur apa, tapi sakitnya masih terasa saat sampai di kantor.

Hari ini sepertinya akan menyenangkan, tidak banyak kerjaan, bisa online di kantor (pake komputernya bos hehehe....), cuma masalahnya justru karena ga ada kerjaan jadi ga ada jatah snack dan makan siang, padahal dompet lagi kosong-kosongnya. Bosen juga sih kalau sepi begini dan ga ada kerjaan, yang ada malah diskusi soal pinjeman uang ma rekan kerja. Saya sendiri tadinya tidak terlalu semangat ikut pinjaman karena ga tau buat apaan, tapi setelah kejadian uang teman saya hilang jadi kepikiran mau ikut.

Kalau lagi bengong, yang ada mikirin ayangquw. Daripada mati bengong akhirnya nelpon, sialnya yang ditelpon lagi sibuk jadinya ngobrolnya cuma sebentar.

Sekarang makin bete, sampai-sampai nulis blog yang ga jelas begini hehehe......