May 20, 2008

BUSWAY

BUSWAY

Hidup di Jakarta buat sebagian orang sangat menyebalkan. Apa – apa mahal, tidak ada lagi yang gratis sampai ada istilah “mau buang air kecil saja harus bayar”. Kemudian masalah kotornya udara di Jakarta, masalah banjir, masalah banyaknya kejahatan, masalah kemacetan, dan masalah-masalah lain yang membuat berat tinggal di Jakarta. Banyak cara sudah dilakukan Pemerintah Daerah untuk mengatasi berbagai masalah di Jakarta, dan salah satu cara mengatasi kemacetan “ala” Pemerintah Daerah adalah dengan sebuah proyek yang dikenal banyak orang sebagai “BUSWAY”.

BUSWAY yang jika diartikan secara lepas berarti “Jalur Bis” adalah sebutan untuk satu jalur pada jalan raya yang khusus diperuntukkan kepada bis yang namanya “TRANSJAKARTA”. Jalur Busway tidak boleh dilalui oleh kendaraan lain sehingga bis-bis TransJakarta bisa terbebas dari macet.

Pada awalnya tujuan melakukan proyek ini adalah mengurangi kemacetan dengan cara memberikan alat transportasi yang cepat, murah, aman dan nyaman bagi mereka yang terbiasa membawa kendaraan pribadi saat melakukan aktifitas, sehingga volume kendaraan-kendaraan pribadi di jalan raya dapat berkurang dan secara otomatis mengurangi kemacetan. Cukup baik memang ide yang digelontorkan oleh Pemerintah Daerah, hanya saja dalam kenyataannya apa yang diharapkan tidak terjadi.

Apa yang terjadi adalah Jakarta tetap dan bahkan untuk sebagian orang malah tambah macet. Banyak yang mengeluhkan berkurangnya jalur pada jalan-jalan tertentu yang dipergunakan untuk Busway sehingga justru menambah padat jalan. Alat transportasinya juga payah. Bis yang seharusnya nyaman menjadi tidak nyaman saat kita harus mengantre untuk bisa menaiki sebuah bis TransJakarta, bis yang seharusnya nyaman menjadi tidak nyaman saat kita harus tetap berdesakan dan kepanasan di dalam bis. Bis yang seharusnya cepat menjadi tidak cepat sama sekali karena jalur Busway yang masih bisa dilalui oleh kendaraan lain sehingga bis TransJakarta masih bisa terkena macet. Bis yang seharusnya aman menjadi tidak aman karena ketidak-dewasaan masyarakat dalam mengantri, dorongan-dorongan saat memasuki bis bisa membahayakan jiwa kita, berdesakan juga membuka peluang bagi tangan-tangan jahil untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan, baik itu pencopetan ataupun pelecehan seksual.

Tapi apa semua ini salah ide-nya? Apakah ide membuat Busway itu jelek? Buat saya yang salah bukan Buswaynya, tapi manusianya. Kenapa? Sedari awal sudah diketahui tujuannya adalah menyediakan alat transportasi bagi mereka yang terbiasa menggunakan kendaraan pribadi, tapi kalau manusianya tetap memilih menggunakan kendaraan pribadi ketimbang kendaraan umum sama saja bohong, yang ada malah tambah ruwet lalu lintas di Jakarta. Masalah ketidaknyamanan saat mengantre juga salah manusianya. Manusia Indonesia itu banyak yang norak dan katro, tidak mengerti tujuan antre, maunya kesusu (terburu-buru), mau menang sendiri, jadinya ya begitu kalau antre pasti kacau, saling selak-menyelak, saling dorong, raba sana raba sini itu udah biasa. Sistem antrean itu kan First come first serve, jadi kalau ada dibelakang ya jangan maksa kedepan dengan cepat, salahnya sendiri datang terlambat. Masalah tidak aman ya tetap salah manusianya. Kalau semua hidup teratur, taat pada peraturan, bukan tidak mungkin kejahatan akan berkurang.

Jadi intinya Busway itu ide yang bagus, hanya saja tidak bisa diterapkan di masyarakat saat ini, saat dimana masih banyak yang terbelakang, masih banyak yang norak, masih banyak yang tidak dewasa, dan masih banyak yang mementingkan diri sendiri. Lalu kapan baiknya ide ini diterapkan? Mungkin 100 – 1000 tahun lagi…….

No comments: