Sep 13, 2009

Lagi Lagi Soal Antri


Lagi lagi saya berurusan dengan orang yang tidak bisa mengantri dengan baik. Kejadiannya baru saja, tepatnya Sabtu 12 September 2009 di sebuah restoran yang menyajikan menu berbahan dasar ayam di Plasa Semanggi.

saat itu saya, Yanti dan Dios sedang menunggu waktu dimulainya pertunjukan film yang akan kami tonton (Final Destination - Red). Karena sudah dekat waktunya berbuka puasa, kami bergegas menempati tempat duduk di restoran itu sebelum terlalu ramai oleh pengunjung yang akan berbuka puasa. Kami secara bergantian memesan makanan agar tempat duduk kami tidak ditempati orang lain.

Saya dan Yanti kemudian mulai mengantri untuk memesan makanan. Antrian yang tidak terlalu panjang sebenarnya, hanya ada satu orang didepan kami berdua. Lalu kemudian datang 2 orang lagi dibelakang kami, dan seorang Ibu-ibu disebelah baris antrian. dari awal saya sudah mencium niat busuk ibu tersebut.

Benar saja. Segera setelah orang di depan kami beranjak pergi, si ibu dengan seenaknya hendak menyalip antrian. Ibu itu sepertinya ditegur oleh Yanti, saya sendiri terlalu sibuk memelototi ibu tersebut sehingga tidak mendengar apa yang dikatakan Yanti. Ibu itu berkata pada pramusaji restoran "Mas, air mineralnya berapa?" Mas pramusaji yang ditanya menjawab "Lima ribu lima ratus bu"

Saya kesal, sudah si ibu tidak tahu diri, si pramusaji malah meladeni, padahal dia tau kami sudah antri dari tadi. Saya dengan kesal berkata pada pramusaji tersebut "Mana managernya, saya mau bicara sama managernya." Yanti mencoba menenangkan saya sementara si pramusaji mulai berubah raut mukanya menjadi takut dan si ibu kurang ajar itu terus berusaha meyakinkan agar dia bisa dilayani lebih dulu dengan alasan hanya membeli sedikit dan cepat.

Saat saya hendak menanyakan dimana managernya kembali, si pramusaji berkata pada ibu kurang ajar itu "Maaf bu, Mba ini duluan" sambil menunjuk ke arah Yanti. Saya sudah kesal, dan meskipun si pramusaji berusaha melayani kami dengan baik, tapi saya tidak mau bicara lagi sama pramusaji bodoh itu. Saya membiarkan Yanti melakukan semua pesanan dan segala macam urusan dengan si pramusaji.

Kenapa sih orang Indonesia susah sekali mengantri? Kalaupun memang mau beli sedikit ya harus antri dong. Mau beli banyak atau sedikit semua harus antri. Orang-orang yang selalu memudahkan segala cara adalah orang yang bisa membuat negara ini hancur.

Oh, sepertinya kata-kata saya yang mencari manager restoran sangat berpengaruh pada si pramusaji bodoh. Kenapa? Dia dengan bodohnya tidak memasukkan satu pesanan kami ke dalam struk, dan salah memberikan nomor pada kami sehingga nomor yang kami pegang berbeda dengan nomor pesanan pada struk. Hal ini menyebabkan pesanan kami terlambat diantar dan sudah dingin saat tiba di meja kami. Restoran bodoh, pramusaji bodoh, dan ibu kurang ajar, lengkap sudah!

4 comments:

Ratusya said...

hore gua pertamax lagih
btw, kenapa ga lu tulis nama restonya, nama pramusajinya juga, buat improvement mereka?! tapi resikonya kena ITE :D

Nod-nya Tea said...

ahahahaha....baru dibilang mau ngomong ma managernya aja dah salah tingkah dia, gimana kalau disebarluaskan nama oknum dan tempat kejadiannya? :D

buwel said...

Iyaaaah begitulah MAS.....
Kadang kalo kejadian kek gitu aku ya mangkel....
Moga ajah ntar bisa lebih baik..

Nod-nya Tea said...

mangkel yo? hehehehehehe....
mas Buwel, ga membaca postingan lamaku lagi?