Sebelum beranjak lebih jauh, ada baiknya kita pahami dulu
arti kata KEPO.
Menurut kitabgaul.com
, Kepo Berasal dari bahasa hokkian.
Ke = Bertanya, Po (Apo) = Nenek2. Jadi artinya nenek2 yg suka bertanya2. Pingin tau banget gitu.
Ke = Bertanya, Po (Apo) = Nenek2. Jadi artinya nenek2 yg suka bertanya2. Pingin tau banget gitu.
Kalau menurut kamusslang.com
, kepo adalah akronim dari Knowing every Particular Object, adalah sebutan
untuk orang yang serba tahu detail dari sesuatu, apapun yang lewat di
hadapannya selama itu terlihat oleh matanya walaupun hanya sekelebat. Dalam
beberapa kasus orang kepo adalah orang yang serba ingin tahu, bisa jadi kayak
semacam kecanduan untuk tahu segala hal yang sepele dan itu bisa dia unggulkan
sebagai kekuatan orang tsb. Hati hati jika berhadapan dengan orang kepo, hal
yang anda sembunyikan tak lama kemudian akan muncul ke permukaan (rahasia yang
bocor).
Anda sendiri pasti pernah mendengar kata-kata KEPO dari
mulut remaja, entah itu remaja yang anda kenal atau remaja yang tidak anda
kenal. Mungkin juga anda menjadi familiar dengan kata KEPO dari media
elektronik, baik itu berupa radio, televisi, atau surat kabar elektronik
(istilah kerennya internet).
Secara umum, KEPO diartikan sebagai sifat atau rasa ingin tahu
seseorang yang kelewat besar. Jika dipandang negatifnya, seseorang yang kepo
bisa dianggap mengganggu privasi seseorang disaat dia terkena serangan kepo
yang akut. Jika dipandang positifnya, seseorang yang kepo akut itu wawasannya
sangat luas. Mengapa demikian? Ya iyalah wawasan luas, segala sesuatu dia cari
tahu sampai tuntas kok.
Saya sendiri menyadari bahwa saya memiliki tingkat kepo yang
cukup tinggi. Jika mendengar atau melihat atau mendapat secuil informasi yang
menggugah, biasanya saya bisa menghabiskan berjam-jam mancari tahu tentang
informasi tersebut. Menggali sana, menggali sana, baca ini baca itu, buka ini
buka itu, tanya sini tanya situ, semua saya lakukan demi mendapat informasi
yang lebih detail. Lalu apa untungnya saya kepo seperti itu? Kalau saya sih,
kepuasan diri saja. Saya puas kalau merasa memiliki pengetahuan lebih banyak
dari orang lain. Saya puas kalau saya selalu update dengan berita yang ada. Seperti
misalnya baru-baru ini, di malam hari saya membaca sebuah twit dari seseorang
yang saya follow, isinya himbauan untuk membaca timeline seseorang yang baru
saja mengalami kejadian tidak mengenakkan. Tidak hanya berhenti di akun twitter
yang disarankan, saya membaca twit2 dari orang2 yang berinteraksi dengan orang
tersebut, membaca conversation mereka, membaca twit orang lain yang
membicarakan topik yang sama, semua saya lakukan sampai mata saya mengantuk dan
saya tertidur…sayangnya handphone saya bukan Samsung Galaxy SIII, jadinya HP
saya tidak ikutan hibernasi saat saya tertidur…hahahaha. Lanjut, keesokan
malamnya, saat di meja makan, dinner time, ayah mertua saya mencoba bercerita
tentang berita yang ada di televisi. Baru beberapa potong kata, saya sudah bisa
menyimpulkan bahwa itu berita yang sama yang saya dapat semalam. Memang benar,
berita yang dimaksud adalah berita yang saya baca banyak di twitter malam
sebelumnya, dan saya tahu lebih banyak mengenai persoalan itu diantara penghuni
rumah.
Lalu untuk apa saya menulis the art of kepoism ini? Mencoba mengubah
semua orang jadi kepo? Insyaallah kalau bisa sih bagus juga, tapi itu sesuatu
yang sepertinya mustahil untuk dipikirkan (apalagi dijalankan). Saya sih mau
menulis ini hanya ingin berbagi pengalaman saja, karena berkat ke-kepo-an saya,
saya bisa membantu beberapa orang yang dekat dengan saya. Dari sekedar curhat
kecil-kecilan kepada saya, saya bisa mendapatkan rahasia besar dibalik secuil kejadian
yang dicurhatkan, dan bisa jadi saya menyelamatkan sang pen-curhat dari
keterpurukan yang lebih dalam ke lembah…..(bahasanya mulai ngawur nih….).
Oh iya, Cuma mengingatkan, jangan langsung memberi cap bahwa
kepo itu buruk ya, seorang kepo juga bisa baik kok, bisa menolong orang lain.
Sekarang kita tiba pada sebuah masalah, masalah yang sangat
besar. Saya ini pelupa, jadi saya bingung mau berbagi ke-kepo-an saya yang
mana. Yah, dimulai satu-satu saja lah…kalau ada yang diingat, tulis….kalau belum
ingat, tidur. Kalau ada yang punya pengalaman terbantu oleh kepo-nya saya,
tolong ingatkan saya ya…pasti ada banyak deh :P
Art of KEPOism #1, I Know About You….
Saya punya teman, sebut saja namanya A dan B. A dan B ini
pernah bersekolah di tempat yang sama, tapi saya tidak tahu apakah mereka saling
kenal karena sekolah tersebut cukup besar.
Suatu malam, saya sedang berkumpul bersama teman-teman. Tidak
berapa lama, datanglah A bersama dengan seorang wanita cantik bernama C yang
diakui oleh A sebagai pacarnya. Jadilah malam itu kami menghabiskan malam
bersama-sama. Malam itu saya hanya kepo pada C, saya melihat dan memperhatikan
gerak-gerik C selama bersama kami. Saya mendapati beberapa kali C begitu sibuk
dengan smartphone miliknya. Saya juga mendapati beberapa kali raut wajah C
sedang gelisah. Tapi rasa kepo saya hanya sampai disana saja, saya tidak
bertanya lebih jauh. Saya hanya sempat menanyakan akun twitternya, yang
langsung saya follow malam itu juga, untuk ke-kepo-an di lain hari jika datang.
Dua minggu kemudian, saya melihat B menulis twit-twit romantis
tanpa mention. Penasaran, saya buka profile-nya, saya baca twitnya. Dari situ
saya tidak menemukan apa yang saya cari,
yaitu obyek tujuan dia menulis twit romantis tanpa mention itu. Akhirnya saya
menunggu, dan memantau terus timeline B. Beberapa saat kemudian, yang saya cari
tiba, B mention seseorang dengan kata-kata mesra, sebagai contoh: “I love you
too”. Yang membuat saya terkejut, B memention C, yang notabene saat itu seingat
saya masihlah pacar A. rasa kepo saya muncul, alhasil saya memantau timeline
ketiga tersangka, A, B dan C. dari timeline A saya mendapati bahwa A dan C
sudah putus. Melalui pesan singkat, saya mendapat kabar bahwa ternyata A
mencurigai C selingkuh, dan bahwa A mendapat informasi bahwa C adalah perempuan
materialistis. Saya memang mendapati tanda-tanda kalau C selingkuh dengan
seseorang dari timeline C. intinya, si C ini memang terlihat sebagai wanita
nakal dan materialistis.
Saya sempat berusaha untuk membuka mata B tentang sifat sebenarnya
dari C, tapi sepertinya B telah terpanah cinta buta, sehingga tetap bulat
dengan pendiriannya untuk menikahi C. Sebagai teman, saya hanya bisa mendoakan
semoga mereka berbahagia sampai akhir hayat, dan semoga saya salah tentang C.
Yap, dari cerita diatas, satu yang harus dilakukan oleh
seseorang yang kepo adalah : Menggali berita dari segala arah, segala
perspeksi. Masalah pada akhirnya men-judge seseorang itu kembali pada diri
masing-masing, tapi setidaknya karena sudah melihat dari segala sisi, judgement
anda akan sedikit kuat karena cukup beralasan J.
4 comments:
hohohoho... parah banget lu sampe follow dan memperhatikan benang merah antar mereka. tapi orang mah aneh2 yak, kadang 1 itu ga cukup :D
pakabar de?
kabar baik bu guru :)
yaaa...gitu deh bu, namanya juga manusia :P
liked
Post a Comment