Chapter I
Tahun 1990, bulan-bulan awal tahun. Waktu itu dia masih duduk di kelas 3 Sekolah Dasar. Walaupun hasil test I.Q. yang diperolehnya 160, dia bukan termasuk anak yang berprestasi. Hali ini lebih disebabkan karena dia termasuk malas dalam hal belajar. Tubuhnya tergolong gendut, berkulit agak gelap karena memang setiap harinya, atau lebih tepat lagi setiap siang hari dia selalu berada diluar rumah untuk bermain.
Pagi itu dia baru saja memukul seorang teman sekelas tepat di hidungnya hingga berdarah. Selama ini dia menganggap dirinya lemah, karena memang untuk mengangkat beban jika dibandingkan temannya yang lain dia lebih lemah. Tapi tadi, satu pukulan bisa membuat Jagoan kelasnya berdarah. Sekarang dia merasa dirinya hebat. Dia juga senang bisa menghajar teman sekelas yang sering menggangu dan mengejek dia. Tapi ada perasaan cemas yang dia rasakan. Dia takut kalau sampai gurunya tahu, dia akan dimarahi. Lebih buruk dari itu, dia takut kalau anak itu melaporkan kepada orang tua dan kakak-kakaknya, yang dia ketahui lebih seram daripada teman sekelasnya yang kurus kering itu.
Beruntung bagi dia, anak itu tidak melaporkan kepada siapapun. Bahkan anak itu tidak pernah lagi mengganggu dan mengejek dia lagi. "Kehidupan Sekolah Dasar dimulai," pikirnya......
3 comments:
Wow, nice diary.
Kok sama kayak gw ya?
high iq but lazy
Satu kakek nenek sih
hahahaha.......what make u think that this diary is about me? the normal man IS me, but not what happened in the story, i made it up, it was supposed to be a novel hehehehehehehehehehe.........
Hmmmm. Even if it was true, it's not a big deal, ain't it?
Post a Comment