Di salah satu televisi swasta, saya pernah menyaksikan sebuah acara polling interaktif. Kebetulan waktu itu yang dibahas adalah "masalah peraturan motor di jalur lambat". Dalam acara tersebut hadir perwakilan pengendara motor, pengendara mobil, mahasiswa, dan dua narasumber.
Pengendara motor merasa di-anak-tirikan karena peraturan itu, sementara dari hasil pertanyaan, tampak bahwa pengendara mobil dan mahasiswa "agak" mengatakan bahwa pengendara motor adalah sumber dari segala masalah lalu lintas. Dikatakan bahwa motor suka menyalip seenaknya sehingga menciptakan kecelakaan. Kemudian pengendara motor membela diri, seolah tidak mau disalahkan, hingga yang hadir menyalahkan pada pengendara motor yang tidak ikut Klub motor sehingga tidak tahu aturan, dan menurut mereka pengendara motor yang ikut klub pasti tahu peraturan.
Dari sini menarik. Kalau mereka bilang mereka mengikuti peraturan, kenapa ya masih sering saya lihat pengendara motor yang mengenakan atribut sebuah klub sepeda motor masih ugal-ugalan. Dan lagi, sepertinya tidak mungkin rakyat Indonesia patuh pada peraturan. Berapa banyak pengendara motor yang mengenakan helm jika pergi dalam jarak dekat? Peraturannya jelas, pengendara motor wajib mengenakan helm, tidak ada tambahan kata-kata "kecuali dalam perjalanan jarak dekat". Berapa banyak pejalan kaki menyeberang pada tempatnya? Di Indonesia, peraturan itu bukan untuk ditaati, tapi untuk dilanggar
No comments:
Post a Comment