May 5, 2009

Romeo & Juliet


Romeo & Juliet

Siapa yang tidak mengenal karya William Shakespeare yang satu ini. Kisah cinta terlarang dua manusia yang berakhir tragis. Kisah yang sama juga yang menginspirasi sang sutradara untuk membuat karya film nasional yang berjudul Romeo Juliet. Kisahnya sendiri tidak sepenuhnya mengambil kisah aslinya, tetapi menyesuaikan dengan kejadian nyata di Negara kita, bahkan mungkin kejadian nyata di Negara lain.

Perseteruan keluarga Montague dan Capulet pada kisah aslinya dirubah menjadi perseteruan pendukung klub sepakbola Persija Jakarta –disebut The JakMania- dengan pendukung klub sepakbola Persib Bandung –disebut The Viking-. Dua anak manusia yang jatuh cinta pada pandangan pertama ini harus mengatasi perbedaan yang kadang diwarnai dengan kekerasan fisik.

Seorang JakMania di dalam suatu keributan antara JakMania dan Viking terpesona pada kecantikan seorang Lady Vikers –sebutan untuk pendukung perempuan klub Persib-. Sang Lady Vikers juga terpesona pada JakMania itu. Nasib mempertemukan mereka kembali di Bandung, di sebuah toko pakaian. Dari pertemuan kedua itu, mereka semakin dekat. Pertentangan datang saat kakak sang Lady Vikers - Desi - mengetahui bahwa kekasih adiknya adalah seorang JakMania. Sang JakMania - Ranggamone - juga mendapat pertentangan dari JakMania lain yang tidak suka dengan ide seorang JakMania berhubungan dengan seorang Viking. Keduanya tetap mempertahankan hubungan mereka, bahkan memutuskan untuk menikah diam-diam.

Lalu bagaimana akhir kisah cinta mereka? Apakah akan ada happy ending seperti kebanyakan film mainstream (bahkan untuk yang lokal)? Atau sang sutradara tetap pada pakem kisah Romeo & Juliet yang berakhir tragis? Jawabannya ya silahkan anda saksikan sendiri.

Film ini sebagai film lokal (film yang jarang saya lirik karena kebanyakan kualitasnya rendah) cukup memberikan penyegaran. Diantara judul-judul berbau “dunia mistis”, atau judul-judul komedi yang “nakal”, ide yang ditawarkan film ini sangat menarik. Film ini adalah film yang memiliki benang merah drama, tetapi dikemas sedemikian rupa sehingga terasa seperti komedi. Humor-humor ringan, kejadian yang membuat tersenyum bahkan tertawa, banyak dihadirkan dalam film ini. Cara yang bagus untuk menghilangkan kejenuhan penonton yang kemungkinan akan bosan dengan cerita yang cenderung datar dan mudah terbaca. Film ini juga cukup berani untuk menghadirkan banyak adegan kekerasan, banyak bahasa kasar, dan sebuah soft-love scene. Mungkin kalau film ini dirilis di Hollywood akan sangat beruntung jika hanya dapat rating PG-13, karena rating yang tepat untuk semua konten negatif dalam film adalah R (Restricted). Dan sedikit mengherankan mengapa film ini bisa lolos tayang dengan semua kata kasar dan adegan kekerasan (beneran, brutal) tidak disensor sedikitpun, mengingat beberapa film lain tidak lolos tayang dengan mulus.

Tapi biar bagaimanapun, sekali lagi, film ini memberikan hiburan tersendiri. Hadir diantara tema film yang sudah umum dan semakin menjadi seperti sinetron (mengingat kebanyakan produsernya adalah produser sinetron) sehingga banyak film yang hanya mengejar keuntungan materil dan melupakan sisi cerita dan seninya. Film ini bukan film lokal terbaik, tetapi menjadi baik karena beredar diantara film lokal kualitas rendah. Semoga semakin banyak sineas Indonesia (dan produsernya) yang berani mengesampingkan materi, sehingga berani untuk membuat film yang lebih berbobot.

- …tapi aku cinta sama anjing yang satu ini… -

1 comment:

Ariyanti said...

Btw De... Sutradaranya RomJul habis digebukin orang. Terus komen2 di Blognya http://andibachtiaryusuf.blogspot.com/
seru banget...