Setelah tiga hari menghadiri perhelatan Rock terbesar di Jakarta, akhirnya hari ini baru saya membulatkan tekad untuk menulis review acara tersebut...
Ini adalah kali ketiga perhelatan musik rock yang mencoba mengikuti konsep woodstock diadakan di Indonesia, dan ini adalah kali ketiga pula saya ikut menonton acara yang pasti memuaskan pecinta musik rock se-tanah air. Setelah tahun pertama saya hanya menghadiri saat Mr. Big tampil, saya kembali di tahun kedua untuk melihat festival ini tiga hari berturut-turut untuk menyaksikan Smashing Pumpkins, PAS Band, The Flowers, Polyester Embassy, SLANK, Dashboard Confessional, Arkarna, Kikan, Blackout, Wolfmother dan Stryper. Tahun ini, saya kembali hadir tiga hari berturut-turut.
Jumat, 22 Juli 2011
Datang terlambat karena masih harus bekerja sampai malam, saya dan istri tiba di Pantai Karnaval Ancol sekitar pukul 21.30 dan langsung mengisi perut kami dengan makanan sebelum memulai memekakan telinga dengan raungan gitar dan dentuman drum khas musik rock. Karena 30 Seconds To Mars (30STM) diundur menjadi pertunjukan paling akhir malam itu, akhirnya saya dan istri memutuskan ke BNI Dome terlebih dahulu untuk melihat penampilan Netral. Namun apa daya, Dome malam itu dipenuhi penggemar netral sehingga tidak memungkinkan bagi kami untuk masuk ke dalam. Akhirnya kami meninggalkan Dome untuk mencoba rendezvouz dengan teman kantor istri. Bukannya teman kantor istri yang kami temui pada akhirnya, tapi teman kuliahnya dan tantenya yang hadir sebagai rekan pers untuk meliput 30STM. Lama mengobrol dan bercanda di samping stage GG Intermusic sambil mendengarkan Blood Red Shoes yang tampil di Simpati Stage, saya dan istri beserta teman-temannya memutuskan kembali ke BNI Dome Stage, kali ini untuk melihat penampilan Naif.
Penampilan Naif malam itu luar biasa. Ini kali kedua Naif tampil di JavaRockingLand, setelah sebelumnya hadir memeriahkan perhelatan pertama festival ini. Gaya panggung David cs. memang luar biasa. Gaya yang kocak ditambah permainan musik dan kualitas vokal yang terjaga membuat penonton yang hadir terus ikut sing along di setiap lagu yang dimainkan. Pada lagu terakhir, David membuka bajunya dan memperlihatkan tubuhnya yang -sekarang- berotot, kontan kaum hawa yang hadir di ruangan berteriak histeris -doh-.
Selesai melihat penampilan Naif, kami bergegas keluar menuju GG Intermusic Stage. Sesampainya disana, 30STM belum juga memulai pertunjukan, tapi kerumunan penonton sudah penuh mencapai samping stage, tepatnya di depan layar lebar yang ada di kiri dan kanan panggung. Barisan penonton terus mencapai bagian depan dari Simpati Stage. Tak lama kemudian, 30STM memulai aksinya. Meski kualitas vokal Jared Leto (vokalis) tidak maksimal, tapi gaya panggung mereka cukup menarik. Berkali-kali Jared memuji penonton dan melontarkan kata-kata manis, seolah tidak cukup hanya memukau kaum hawa dengan wajah imutnya -ngakak-. Pada beberapa lagu, dari tempat saya berdiri, saya dapat merasakan tanah bergoyang saat ribuan penonton melompat-lompat mengikuti instruksi Jared. Tapi ya itu, saya yang tidak terpengaruh dengan ketampanan sang vokalis dan hadir disitu mengharapkan bisa mendengar teriakan khas Jared Leto pada lagu-lagunya menjadi sedikit kecewa dengan kualitas penampilan band Amerika tersebut.
Best performance on day 1 : Naif, Blood Red Shoes, 30 Seconds To Mars (karena memang inilah yang saya dengar hari itu) -ngakak-
Sabtu, 23 Juli 2011
Kali ini kami datang agak sore, sekitar jam 18.30 saat God Bless sedang beraksi di GG Intermusic Stage. Seperti hari pertama, karena tidak ada yang dikejar, maka kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Setelah mengisi perut, kami langsung menuju GG Intermusic Stage untuk menanti penampilan Ed Kowalczyk, vokalis band Live. Bertemu dengan teman kantor istri di tengah-tengah konser berjalan, saya dan istri sudah menyusun strategi untuk tetap berada di stage ini untuk menunggu Penampilan The Cranberries. Ya, saya dan istri adalah penggemar band asal Irlandia ini. Bagi saya, ini adalah kali kedua menonton The Cranberries secara langsung, sementara bagi istri ini adalah kali pertama. Penampilan Ed Kowalczyk sendiri malam itu luar biasa. Selain membawakan lagu-lagu dari album solonya, Ed juga membawakan lagu dari Live seperti I Alone dan Lightning Crashes. Setelah Ed selesai, saya dan istri langsung merangsek ke depan, melawan arus penonton yang berjalan meninggalkan panggung, semua demi mendapatkan posisi yang dekat dengan panggung. Tapi sepertinya bukan hanya kami yang berniat seperti itu, karena pada akhirnya kami tidak berhasil mendapat posisi terdepan, tapi sangat lumayan strategis untuk sekedar mengambil gambar dan mendengarkan musiknya. Teman SMA yang sebelumnya bertemu dengan kami setelah parkir juga bergabung, menunggu bersama-sama sambil lesehan. Penantian selama 1 setengah jam saya isi dengan bermain game, sementara istri saya sibuk nge-twit foto-foto penampilan Ed Kowalczyk. Hingga akhirnya saat yang ditunggu tiba, Dolores O'Riordan, Hogan bersaudara dan Fergal Lawler muncul diatas panggung dan langsung menggebrak dengan lagu-lagunya yang enerjik. Dolores yang terlihat sudah sedikit tua seperti tidak kenal usia, terus-menerus berjoget, berlari kesana kemari menghibur penonton yang terus-menerus ikut bernyanyi di setiap lagu (kecuali di lagu baru dari album terbaru mereka yang akan segera rilis). Saya dan istri juga ikut hanyut ikut menyanyi sampai kami lupa mengabadikan momen itu dalam rangkaian foto dan video -sial-. Penampilan luar biasa, terbaik dari perhelatan tahun ini, ditutup dengan lagu "Dreams" yang memang merupakan lagu yang selalu dijadikan penutup di setiap konser The Cranberries. Seperti kurang cukup menyaksikan The Cranberries, dalam perjalanan pulang saya dan istri tetap menyanyikan lagu-lagu The Cranberries sambil diselingi obrolan tentang perbandingan The Cranberries dan 30STM. Ya, menurut saya pribadi, The Cranberries memberikan contoh sebuah band yang Stage Performancenya luar biasa, kualitas musik dan Vokal sangat terjaga sehingga tidak ada perbedaan mencolok dengan apa yang biasa kita dengar dari albumnya.
Best Performance on day 2 : The Cranberries, Ed Kowalczyk of Live.
Minggu, 24 Juli 2011
Dengan sisa tenaga yang setengah penuh setelah diistirahatkan selama hampir 8 jam, saya dan istri tiba lebih sore dari hari-hari sebelumnya. Kami tiba tepat saat Edane sedang tampil di GG Intermusic Stage. Tapi tujuan kami bukan untuk melihat Edane. Setelah berkeliling melihat stage-stage lain, pilihan jatuh pada BNI Dome dimana /rif akan tampil disana. Andi, Jikun, Ovi, Magi dan....saya lupa nama bassistnya -ngakak- memukau penonton yang hadir. Mereka juga membagi-bagikan CD album terbaru mereka kepada penonton. Saya tidak dapat karena saya memilih untuk duduk dan melihat mereka dari kejauhan sementara istri bolak-balik ke depan stage (yang memang sedikit lenggang) untuk mengabadikan /rif di handphone-nya. Setelah /rif, kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu. Setelah perut terisi, tujuan kami tidak seperti kebanyakan orang yang memadati GG Intermusic Stage untuk menunggu Good Charlotte, kami langsung beranjak ke Simpati Stage menunggu Frente! yang tampil setelah Good Charlotte. Strategi yang jitu karena kami akhirnya dapat tempat terdepan -horeeeee-. Setelah menunggu dan menunggu, kami akhirnya bisa melihat penampilan Angie Hart dan Simon Austin dari dekat. Band ini memang tidak terlalu rock, bahkan hanya satu lagunya yang mendekati rock, dan itupun tidak terlalu rock, tapi saya tidak perduli, saya suka Frente! dan saya sangat bersyukur ada kekacauan yang memasukkan Frente! dalam daftar pengisi acara festival musik rock. Sudah bertahun-tahun band ini vakum, dan ada kerinduan luar biasa dari para fans yang memadati Simpati Stage malam itu. Kualitas vokal Angie Hart yang semakin menua, secara menakjubkan masih sama dengan apa yang saya dengar belasan tahun yang lalu melalui kaset. Gayanya juga masih centil layaknya gadis muda. Intinya, penampilan Frente! malam itu benar-benar fresh. Selesai pertunjukan, saya dan istri beruntung mendapat suvenir berupa pick gitar yang dipakai Simon.
Selesai Frente!, saya dan istri langsung menuju depan layar sebelah kanan dari GG Intermusic Stage, mendengarkan Helloween dari kejauhan sambil duduk beristirahat. Luar biasa, walaupun dari kejauhan, saya dapat merasakan atmosfir yang berbeda dengan saat saya menonton Frente!. Paman-paman dari Jerman ini benar-benar membuat semua penggemarnya jingkrak-jingkrak tanpa kenal lelah. Hujan yang turun membuat kami mengungsi ke BNI Dome. Setelah hujan reda, kembali kami menikmati musik Helloween dari kejauhan. Kecewa karena lagu kegemaran saya tidak dibawakan (A Million To One), kami beranjak ke Tebs Stage untuk melihat band favorit istri saya, Gugun Blues Shelter. Penampilan yang apik dari band beraliran blues-rock ini, meskipun saya hanya mendengarkan dan tidak melihat, tapi saya cukup menikmati musik yang disuguhkan.
Best Performance on day 3 : Frente!, Helloween, /rif, Gugun Blues Shelter.
oh, saya tidak masukkan Good Charlotte karena saya sangat terganggu dengan kualitas sound system saat mereka tampil. Satu-satunya hal yang membuat saya tersenyum menikmati Good Charlotte adalah saat Benji dan Joel Madden mengolok-olok SM*SH -rasain-.
Well, itulah pengalaman saya tiga hari menghadiri festival rock terbesar di Indonesia, JavaRockin'Land 2011. Menyesal tidak hadir tahun ini? Terus ikuti infonya karena festival ini akan hadir lagi tahun depan. Saran saya, belilah 3-day pass dari awal, meskipun belum ada list artis yang datang tapi harga 3-day pass di early bird tahap satu masih lebih murah daripada harga tiket harian di hari-H. Ga bakalan rugi kok, kalaupun artisnya ternyata tidak ada yang kita suka, tinggal jual saja, gampang kan? Keep Rockin'
1 comment:
Post a Comment