May 25, 2005

About BAJAJ

Mungkin sudah banyak yang mengenal Bajaj. Buat yang belum kenal, BAJAJ adalah kendaraan transportasi umum roda tiga yang murah di Jakarta yang "katanya" umurnya tinggal sebentar lagi (katanya lagi, mau diganti semuanya dengan kendaraan roda empat yang lebih ramah lingkungan bernama KANCIL). Bajaj ini kalo lewat, biasanya disertai umpatan dan makian orang2 sekitar yang merasa terganggu oleh kebisingan suaranya dan asap knalpotnya yang lebih parah sebenarnya dari motor 2 tak. Bajaj juga masuk ke dalam salah satu sumber polusi suara yang sedikit lagi berada di batas BERBAHAYA.

Kenapa saya nulis tentang Bajaj? Lebih baik dimulai dari awaaaal.....
Kemarin siang (Selasa, 24 Mei 2005) saya diminta untuk ke rumah sepupu saya yang berada di kawasan kampung Ambon untuk memformat harddisk sekaligus install ulang semua programnya. Kenapa harus diformat? Karena terkena virus dan trojan dari internet (maklum, tingkat security PC-nya rendah) yang tidak terdeteksi oleh salah satu brand antivirus yang cukup terkenal. Proses format dan install ulang ini (harddisk 80 Gb, terpakai 40Gb) makan waktu juga karena kesalahan2 kecil yang ada. Sampai pukul 9 malam kurang 15 menit, semuanya baru selesai. Saya berkesimpulan harus cepat-cepat ke jalan utama supaya tidak kehabisan angkot mengingat "jam edar" angkot yang hanya sampai jam 9 malam. Sebelum keluar, sepupu saya memberikan uang untuk ongkos. "Naik Bajaj aja kalo ga dapet angkot, uang baru tuh" katanya seraya menyerahkan selembar duapuluhribu ke tangan saya. Well, pikir saya kalau tidak dapat angkot, baru saya pakai uang ini. Sampai di jalan utama, dan setelah menunggu cukup lama, saya berpendapat bahwa angkot sudah tidak "beredar" lagi, dan memutuskan pulang naik bajaj.

Disini serunya. Bajaj yang saya naiki bersuara bising seperti bajaj lainnya. Tapi ada yang lebih mengejutkan lagi. Bajajnya punya Sound system seadanya dan seperangkat radiotape. Supir bajaj yang nyentrik ini sedang asyik mendengarkan lagu dangdut yang ga jelas. Bisa dibayangkan betapa telinga saya yang sudah berkurang kesensitifannya (rada budeg kata orang) disuguhkan suara sedemekian rupa dari mesin bajaj, knalpot bajaj dan sound system mendesis, sampai merasakan sakit dan "pengang" luar biasa. Entah terbuat dari apa telinga supir bajaj itu yang betah berada dalam kebisingan tingkat tinggi dalam waktu yang cukup lama. Kalau anda mau merasakan sensasi kebisingan luar biasa ini, sering-seringlah menaiki kendaraan Bajaj sebelum dia hilang dari peredaran. Saya sih, kalau bisa tidak naik bajaj seperti itu lagi.

3 comments:

ANDRE said...

Akhirnya...
Cerita yang menarik...
menggunakan bahasa Indonesia.

Jadinya kereta versus bajaj nih???

Ah sudahlah.....
Andai saja kita tidak pernah merdeka....

ikram said...

Kita tidak pernah merdeka.. You wouldn't have been here now, Ndre.

Btw, bajaj atau bajay sih?

Ratusya said...

Your ears had been abused. Itu polusi suara tuch.. hihihi