Jun 16, 2007

This is how WE Disappear....

Sejak kecil, saya senang olahraga, terutama sepakbola. Intinya semua kegiatan yang mengeluarkan keringat dan dilakukan bersama-sama saya sangat suka. Biarpun waktu SMP sempat lebih fokus ke Basket, tapi tetap sepakbola olahraga favorit saya.

Singkat cerita, selepas SMA, saya mulai mengenal sekelompok anak muda yang rumahnya dekat dengan rumah saya. Kami sering bermain sepakbola bersama, sampai kemudian terbentuklah secara tidak resmi sebuah klub sepakbola bernama PUMA (Putra Muara). Walaupun banyak "personil" yang menghilang karena pindah rumah, kuliah diluar kota, dan berbagai alasan lainnya, selalu ada saja penggantinya sehingga kegiatan main bola bersama tetap sering dilakukan.

Beberapa waktu lalu timbul ide untuk bermain rutin di suatu tempat dengan sistem iuran per bulan. Setelah didapat tempat yang murah, diputuskan membayar iurannya Rp. 15.000 per bulan. Pada awalnya semuanya sepertinya setuju dan antusias. Lama kelamaan mulai terasa ketidak konsistenannya. Mulai ada keluhan tempat mainnya yang outdoor dan jam main yang mendekati tengah hari, sehingga seringkali kepanasan (maklum deh, banyak yang model papan atas sih, takut matahari). Mendengar keluhan itu, ada yang berinisiatif mengusahakan mendapat tempat bermain yang indoor, tetapi hasilnya nihil. Untuk tempat indoor diperlukan biaya yang lebih besar, kami berhenti berusaha mengingat jika mahal pasti banyak yang menyerah.

Saya heran, padahal banyak yang sudah kerja dan belum menikah, belum ada yang dikasih makan kecuali dirinya sendiri, kenapa sih mengeluarkan uang sekitar Rp 50.000 per bulan itu susah? Saya saja yang belum kerja menyanggupi, namanya juga HOBI. Jangankan 50.000 yang ketahuan lumayan besar jumlahnya, iuran bulan pertama yang "cuma" 15.000 aja banyak yang belum lunas, ada saja alasannya entah main hanya setengahnya lah, entah itu main ga terlalu rutin lah, semuanya omong kosong. Kalau sepakat iuran 15.000 ya bayar lunas dong, ketidakhadiran kan resiko masing-masing. Ada kok yang jarang main tapi bayar penuh, masih sekolah lagi, belum bekerja, pada ga punya muka kali ya?? Belum lagi manajemen waktu beberapa oknum yang membuat kesal, lagaknya seperti bos dan orang penting, kalau ada apa-apa harus dijemput ke rumahnya, ga mau keluar atas kesadaran sendiri, kalaupun keluar sendiri pasti terlambat. Saya heran, maunya apa sih??

Akhirnya setelah kekesalan memuncak, cuma satu yang bisa saya ingat......Mungkin dua.....Satu, orang-orang seperti itu tidak pantas saya anggap teman, bahkan mungkin seharusnya tidak pantas bagi banyak orang...kedua, saya akan selalu ingat kostum tim yang belum lunas!!.

This is how PUMA disappear
"Kalau hobi itu serius dong...." kata bijak dari seorang yang tidak konsisten

No comments: