Apr 12, 2010

Melayani dan Melindungi

“To Serve and Protect” adalah motto kepolisian Amerika Serikat yang sering kita lihat di film-film Hollywood atau acara lainnya buatan Amerika Serikat. Motto yang bagus, sebuah motto yang mengartikan pengabdian penuh kepolisian kepada masyarakat dengan melayani dan melindungi.

Berangkat dengan semangat yang sama, Kepolisian Republik Indonesia memiliki motto yang sama –atau mungkin ini memang motto kepolisian di Negara manapun? Entahlah…- yaitu “Melayani dan Melindungi”. Motto tersebut, sama dengan motto polisi Amerika Serikat tentunya berarti melayani dan melindungi masyarakat Republik Indonesia.

Tapi apakah benar seluruh masyarakat Indonesia merasa dilayani dan dilindungi? Jangan-jangan mereka merasa polisi adalah musuh, sosok yang sebisa mungkin dihindari.

Citra kurang baik polisi di Indonesia sering kita dengar. Beberapa cerita dari rekan, kenalan, kerabat mengatakan betapa banyak oknum yang dengan mudahnya menerima “uang damai” saat mereka diberhentikan oleh polisi karena melanggar rambu lalu lintas. Atau mungkin cerita tentang bagaimana rekan, kenalan atau kerabat saya dikenakan biaya saat melapor atas kehilangan surat atau barang berharga. Tidak besar memang, tapi bukankah harusnya pelayanan publik seperti itu tidak dipungut bayaran?

Karena seringnya terdengar kabar seperti itu, masyarakat yang belum pernah mengalami hal tersebut akan berpendapat bahwa begitulah semestinya. Saya sendiri seperti itu. Saya sudah pernah melihat beberapa oknum polisi yang melepaskan pelanggar lalu lintas tanpa surat tilang hanya karena si pelanggar memberikan sejumlah uang dengan sembunyi-sembunyi –tapi tetap kelihatan juga-, tapi saya belum pernah mengurus surat kehilangan barang berharga. Karena saya sering mendengar bahwa mengurus surat kehilangan benda berharga dikenakan biaya sekitar Rp. 10.000 sampai Rp. 30.000, maka saat saya kehilangan kartu ATM, saya menyiapkan sejumlah uang untuk biaya melapor.

Ceritanya, saya kehilangan kartu ATM saya di sekitar Kalimalang. Setelah memblokir kartu tersebut, saya kemudian melapor ke kantor polisi terdekat, yang mana saat itu adalah Kepolisian Sektor Metropolitan Duren Sawit. Petugas yang menyambut saya adalah Bapak Jumangin –karena keterbatasan pengetahuan saya tentang pangkat kepolisian, saya tidak bisa menyebut pangkatnya, yang pasti di pundaknya ada 2 garis yang bentuknya seperti huruf M- yang sedang berada di depan sebuah komputer. Setelah menanyakan maksud saya datang ke tempat itu, Pak Jumangin dengan sigap langsung membuatkan saya dokumen yang saya perlukan. Setelah selesai ditanda tangani, Pak Jumangin menyerahkan Surat Tanda Laporan Kehilangan Barang / Surat kepada saya. Saya mengucapkan terima kasih. Karena kabar yang saya dengar tentang adanya pungutan biaya, saya bersiap mengeluarkan dompet saya sambil bertanya “Apa sudah cukup pak? Ada yang lain?” Dengan sigap Pak Jumangin menjawab “Sudah selesai pak, tidak ada yang lain” Saya kemudian keluar ruangan itu setelah sekali lagi mengucapkan terima kasih. Diluar, saya masih tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Saya tidak dipungut bayaran!! Bahkan sampai beberapa saat kemudian saya masih tidak percaya, sekaligus takut kalau suratnya bermasalah. Tapi ternyata tidak, hal itu benar-benar terjadi, saya melapor, mendapat pelayanan yang sangat baik, dan tidak dipungut bayaran!

Luar biasa kalau semua personil di kepolisian seperti Pak Jumangin, seorang polisi yang benar-benar mengabdi untuk melayani dan melindungi masyarakat. Terima kasih banyak Pak Jumangin. Terima kasih banyak Kepolisian Republik Indonesia.


4 comments:

Kiyoshi said...

jarang-jarang ya nemu polisi baik kaya gitu.
tapi emang bener,, kebanyakan yang sudah tertanam di bawah sadar tentang polisi tuh "kalau bisa dihindari kenapa dihampiri" ,,

kasian polisi-polisi yang baik dan jujur yah,

Ariyanti said...

Bravo Pak Jumangin... Kalo bener semua polisi kayak gitu, berarti bisa kayak di Amerika yaa... Masyarakatnya berani lapor ke polisi untuk hal sekecil apapun... Karena di Amerika Polisi benar2 dipandang sebagai pahlawan masyarakat. Semoga Indonesia juga bisa kayak gitu ^_^

Nod-nya Tea said...

@Kiyoshi : iyah, kasian polisi seperti Pak Jumangin, orang jadi punya pikiran negatif karena ulah oknum. Terima kasih sudah mampir ^_^

@Tea : Hidup Pak Jumangin!!! ^_^

Ratusya said...

yaaaahhh kok gua gag pertamax :((

hm.. gua kemaren juga gitu pas ngurusin surat keterangan polisi pas kartu atm gua ketinggalan di atrium *ya anggap ajah ilang*, emang sih ga bayar, tapi katanya seikhlasnya.. *eh beda ya?!*

tapi mengetiknya lama banget.. mendingan gua ajah deh yang ngetikin si bapak yang bayar ke gua. huhahahha

ps. kapan2 qta makan seafood di garuda kemayoran yuksss.. murah, cepat & enakkk ^^