Apr 15, 2010

3D and 2D

Menonton film dengan format 3D tentu sangat menyenangkan, bisa melihat gambar yang tampak sangat nyata, seolah-olah semuanya terjadi tepat di depan mata anda. Karena begitu banyaknya peminat film dalam format 3D, maka banyak film Hollywood yang dibuat dalam format 3D.

Namun pernahkah anda menonton satu film dalam dua format yang berbeda? Apakah begitu terasa perbedaan gambar film 3D dengan film 2D? Apakah anda merasa menyesal mengeluarkan uang lebih banyak tapi hasil yang didapat tidak terlalu jauh dengan menonton yang 2D?

Saya sendiri berpendapat, sebelum menonton film dalam format 3D, kita harus tahu sebelumnya apakah film tersebut memang sedari awal direncanakan dan dibuat untuk format 3D. kenapa demikian? Karena film yang sedari awal memang direncanakan lebih mengedepankan format 3D maka hasilnya akan menakjubkan. Adegan-adegan yang ada memang sengaja dibuat sedemikian rupa sehingga akan terlihat perbedaan antara 3D dan 2D.

Bagaimana mengetahui bahwa film tersebut dibuat untuk format 3D? Selain banyak mencari referensi film semisal majalah, acara TV atau internet, ada baiknya kita juga memperhatikan trailer film dimanapun kita menemukan trailer tersebut, entah itu di bioskop sebelum pertunjukan atau dimanapun. Jika dalam trailer disebut “coming to your theatres in 3D” maka kemungkinan besar film itu dibuat untuk format 3D. Selain itu, penggemar film pasti sudah bisa membedakan apakah film tersebut dibuat untuk 3D atau tidak dari adegan-adegan yang ditampilkan. Penggemar film pasti tahu apakah sebuah adegan akan lebih bagus dalam format 3D atau tidak.


Beberapa contoh film yang memang sengaja dibuat untuk format 3D diantaranya adalah UP, Ice Age 3, Christmas Carols, Avatar dan How To Train Your Dragons. Sementara film yang tidak direncanakan untuk format 3D namun akhirnya dibuat dalam format 3D adalah Clash of the Titans. Terlihat jelas bahwa film ini biasa-biasa saja versi 3D-nya, tidak ada yang istimewa, bahkan cenderung sedikit membuat kepala terasa pusing saat melihat gambarnya. Belum lagi adanya subtitle –teks – di layar yang menggangu –film dengan format 3D biasanya tidak diberikan subtitle agar tidak mengganggu penonton dalam menikmati keistimewaan gambar- dan jelas-jelas merupakan tanda bahwa film itu adalah film format 2D yang kemudian diproses ulang agar menjadi 3D.

Jadi, sebelum anda tertipu, sebelum anda kecewa saat menonton film 3D, ada baiknya anda perkaya referensi anda tentang film tersebut.

Selamat menonton



4 comments:

Ariyanti said...

Pertamaaaxxx...!!!
Jadi kapan kita nonton 3D lagih? ^^

Nod-nya Tea said...

terserah

Ratusya said...

ahhh gua keduluan lagih :((.
btw, meski avatar emang direncanakan untuk dibikin 3dnya.. gua tetep ajah gag menikmatinya, karena setelah keluar dari bioskop gua nanya ama temen gua, "eh itu rebutan apaan sih? inti ceritanya apa? kok 3d udah lebih mahal gag ada teksnya?! ruggggiii gua nonton mahal2 tapi ga ngerti ceritanya :(("

Nod-nya Tea said...

hehehe...film 3D itu -seperti yang sudah dijelaskan- memang sengaja ga dikasih teks ya supaya ga ganggu gambar film...ga lucu kan kalau gambar film seolah-olah nyata ada di depan kita tapi ada tulisan-tulisan, bikin ga real lagi gambarnya ^_^