Chapter 2
Ade masuk SMP di sebelah SD-nya. Bukan SMP unggulan, tapi termasuk yang terbaik di wilayah(rayon)-nya. Ade masuk ke kelas I-6. Karena memang Ade termasuk orang yang pemalu, agak sulit juga buat dia mendapat teman baru di SMP-nya. Teman-teman SD-nya dan teman sebangkunya adalah teman-teman dia bermain pada minggu-minggu pertama bersekolah di SMP itu.
Karena diharuskan mengambil satu kegiatan ekstra kurikuler, maka Ade memilih untuk ikut Karate. Karate melelahkan buat Ade, sampai dia pernah dihukum tidak mengerjakan PR karena dia terlalu capek sehabis latihan karate. Dan parahnya, karena menjadikan karate sebagai alasan tidak mengerjakan PR, dia disuruh melakukan gerakan karate di depan kelas selama pelajaran berlangsung.
Tidak berapa lama, seluruh siswa dipindahkan ke sebuah SD yang agak jauh dari rumahnya karena Sekolahnya akan direnovasi. Karena perpindahan ini juga Ade dapat masalah di sekolah. Karena harus naik kendaraan umum, seringkali Ade tidak masuk sekolah karena tidak ada kendaraan umum (angkot) yang mau mengangkutnya. Untuk naik bus dia belum punya cukup keberanian untuk mencoba, jadi menurutnya lebih baik bolos daripada harus naik bus. Setelah tiga minggu dilalui dengan banyak hari membolos, orang tua Ade dipanggil pihak sekolah. Setelah orang tua-nya dipanggil, baru muncul keberanian yang dipaksakan untuk naik bus.
Karena sudah mulai rajin ke sekolah, Ade mulai mendapat banyak teman baru. Dia jadi agak terkenal karena kenakalan yang sebenarnya tidak diinginkannya. Dari teman baru juga Ade mengenal kenakalan lain, merokok. Suatu malam sepulangnya dari sekolah, Ade dan teman-temannya jalan-jalan di lingkungan rumah temannya yang tidak jauh dari rumah Ade. Salah satu temannya membeli rokok menthol.
"Kok menthol?" tanya Rafli, temannya yang lain
"Iya, gue mau coba, beneran dingin ga sih?" kata Ujang yang membeli rokok
"Ya udah, mana sini coba" kata Rafli
Karena semua temannya mengambil satu batang rokok, Ade pun mengambil satu dan menyalakannya. Sebenarnya Ade menganggap orang yang merokok itu kelihatan keren, karena gambaran itulah yang dia dapat di film-film yang diputar di TV. Karena memang tidak pernah merokok sebelumnya, Ade tidak merasakan sensasi dingin yang dicari dari rokok menthol. Walaupun demikian, Ade merasakan bahwa dirinya terlihat keren kalu merokok. Mulai sejak saat itu, setiap ada kesempatan untuk membeli dan manghisap rokok, pasti dilakukannya.
Di SMP pula Ade naksir lawan jenis untuk pertama kalinya. Waktu itu dia sedang menuju ke kelasnya tiba-tiba dia dihentikan oleh seorang cewek berambut panjang.
"Anak kelas I-6 kan? ada tugas dari guru Matematika, suruh sekretaris catet ini di papan tulis", katanya sambil menyerahkan buku matematika.
"Sudah ya, makasih", katanya lagi sambil berlalu masuk ke kelas I-5.
"I....iya..." jawab Ade
"Cantiiik....", kata Ade dalam hati.
Belakangan Ade mengetahui bahwa cewek tersebut adalah ketua kelas I-5, dan namanya Aci.
Masuk kelas II, Ade berada di kelas II-6. Dan betapa kaget dan senangnya Ade ketika didapati bahwa dia sekelas dengan Aci. Aci ternyata termasuk anak yang pintar, itu yang dia dapat setelah kenal lebih dekat dengan Aci. Di kelas II ini Ade mulai menunjukkan kapintarannya dengan menjadi anak kesayangan guru fisika. Bahkan Aci yang dianggapnya sangat pintar ternyata tidak bisa mengalahkan nilai-nilai ulangan yang didapat Ade. Tapi sedekat-dekatnya Ade dengan Aci, Ade tidak pernah mengatakan apapun tentang perasaan sukanya pada Aci. Sampai kemudian saat ujian kenaikan kelas di semester II, Ade jatuh sakit dan harus ikut ujian susulan di Lab fisika ditemani oleh guru fisika. Setelah selesai mengerjakan semua soal, Ade keluar ruangan dan mendapati bahwa Aci menunggunya di luar ruangan Lab.
"Gimana De? bisa jawab soalnya? Kamu udah sehat?", tanya Aci
"eh, beres...iya bisa kok, soalnya gak susah", jawabnya
"Oh, bagus deh. Kalau gitu aku pulang duluan ya?",
"Eh..iya. Makasih ya Ci"
Aci membalas hanya dengan senyuman. Ade mengantarnya sampai ke mobil yang menunggu Aci.
Naik ke kelas III, Ade masuk di kelas unggulan III-1 hanya karena dia adalah ranking ke-2 di kelas II. Di kelas itu, lagi-lagi dia sekelas dengan Aci. Tapi perasaan suka Ade pada Aci sudah hilang karena mereka bersahabat sekarang. Ade sendiri kemudian suka dengan pacar Sahabatnya dari SD, yang satu kelas dengannya di kelas Agama. Akhirnya, semuanya terpisahkan oleh SMA. Aci memilih masuk ke SMA Unggulan di luar wilayah sekolahnya, Sahabat SDnya memilih masuk SMA non-unggulan di wilayahnya, Pacarnya memilih masuk sekolah kejuruan negeri di wilayahnya, dan Ade sendiri masuk ke sekolah pendamping unggulan di wilayahnya.
-TBC-
No comments:
Post a Comment