Mar 1, 2009

Pe-eR quw


Beberapa waktu yang lalu (agak lama juga sih) saya dan teman saya sekaligus guru saya juga (ya gak Bu Guru? :P) terlibat chat yang agak seru tentang pemakaman adat Toraja, kampung halaman saya. Berhubung saya juga tidak tahu banyak tentang adat Toraja, saya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sesuai dengan pengetahuan saya yang minim. Ternyata, teman saya amat tertarik tentang pemakaman adat Toraja dan memberikan Pe-eR membuat postingan tentang pemakaman adat tersebut. Semua ini saya tulis sesuai pengetahuan saya, kalau salah saya mohon maaf sebesar-besarnya :). So here goes.....

Setiap ada anggota keluarga yang meninggal, maka sesuai adat pihak keluarga yang ditinggalkan wajib mangadakan upacara adat yang disebut Rambu Solo'. Upacara ini berupa pesta yang diadakan semeriah mungkin. Kata orang tua saya, semakin meriah maka semakin menunjukkan pentingnya orang yang meninggal bagi orang lain. Upacara ini bisa memakan waktu berhari-hari.
Dalam Upacara Rambu Solo', biasanya ada tari-tarian adat, makanan yang berlimpah (saya paling suka kalau ada tuak, minum sedikit celeng-nya lama huehehehehehe), dan yang paling penting adalah Ma'pasilaga Tedong (Adu kerbau) dan Ma'tinggoro Tedong (pemotongan kerbau).

Selain potong kerbau, biasanya dalam upacara juga memotong Bai' (Babi). Daging kerbau dan babi yang dipotong nantinya dibagi-bagikan, dan tanduk kerbaunya disimpan oleh keluarga (kalau anda lihat di rumah adat toraja ada banyak tanduk kerbau, itulah dia).

Mayat dari orang yang meninggal kemudian dimasukkan kedalam tandu yang berbentuk rumah adat untuk kemudian diusung ke tempat peristirahatan terakhir. Orang mungkin pernah mendengar kalau orang Toraja dikuburkan di dalam goa yang ada di sebuah tebing. Tapi banyak juga yang dikubur dalam tanah, lalu dibuatkan rumah diatasnya. Sepertinya mereka yang dimakamkan di tebing adalah mereka yang termasuk orang penting, entah itu pemimpin adat, pemimpin spiritual, dsb. Keluarga saya tidak ada yang dimakamkan di tebing, jadi agak sedikit buta juga pengetahuan saya tentang pemakaman ini.

Dari sebuah acara di tv tentang pemakaman di tebing dan dari orangtua saya, saya mengetahui bahwa mayat sudah dibalurkan semacam balsam untuk memperlama pembusukan mayat (supaya upacara bisa berlangsung lebih lama). Di dalam goa, juga diletakkan sebuah Tau-tau (boneka dari kayu yang dibuat mirip dengan orang yang meninggal), supaya mereka yang mengunjungi bisa mengetahui makam siapa dari boneka itu (gak mungkin dong bisa tau dengan melihat tengkoraknya).

So, that's it perhaps...Kalau masih ada yang penasaran, search aja di google
hehehehehehe.....

5 comments:

Ariyanti said...

Hhmmm... ngaku orang Toraja tapi........ hehehe... Kidding bro..
Berarti adat potong babi & kerbau hampir sama kayak adat Batak ya?
Tinggal nunggu komen dari Ratu nih :)
Buat dinilai, haha!

Nod-nya Tea said...

I dunno...yang pasti kerbau yang dipotong yang abis diadu....

haduh...takut...postingannya jelek :(

Ratusya said...

hm... nilainya 9!!!! horeeee.... o kini ku tauuuu...
btw, pertanyaan2 bodoh gue kok kaga dimasukin?! *bakalan ngerusak soul postingan lu :p*
btw, masih ada pertanyaan nih.
- kalo mayat cewe n mayat cowo, dibedain ga perlakuannnya?
- apa semua orang toraja kalo mo dimakamkan harus seperti itu, means di atas makamnya dibuatkan rumah?
- acara prosesinya berapa lama? ada peringatan 7, 100 and 1000hari gitu ga??

tulis lagi tentang toraja yaa... seru euy. Ternyata Indonesia kaya banget yaaa

Nod-nya Tea said...

Gw jawab singkatnya ya quin...
Cowo-cewe sama aja, yang membedakan status sosialnya

Ga semua harus seperti itu, tergantung keluarganya masih memegang adat apa engga..kalau keluarga toraja yang lahir dan besar diluar tana toraja kayanya susah mau ngikutin adat

Paling cepet itu 3 hari, dan paling lama 10 hari, tergantung seberapa kaya keluarga orang itu (ngumpanin tamu makan kan mahal bo'). Selepas upacara pemakaman, setau gw ga ada acara lagi.

Jadi begitu ya semuanya :)

Ariyanti said...

Ayo Quin, ajuin pertanyaan lagi donk buat Ode! hehe... :)